Waspada! Makanan Tinggi Kalori Bisa Sebabkan Stroke, Kenali Tanda Cara Penangananya Berikut Ini

9 Mei 2021, 05:58 WIB
Ilustrasi stroke /Pexels/Andrea Piacquadio/Photo by Andrea Piacquadio

LINGKAR KEDIRI - Mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori serta gula berlebihan bisa memicu terjadinya hipertensi dan stroke.

Sejumlah makanan tersebut seperti opor, rendang, es cendol, hingga es boba yang banyak kita temui saat lebaran.

Selain karena faktor makanan yang kita konsumsi, kurangnya aktifitas fisik saat lebaran juga memicu timbulnya dua penyakit tersebut.

Baca Juga: 2 Tahun Tak Muncul di Layar Kaca, Ternyata Ini Alasan Aliando Syarief Memilih Vakum dari Dunia Hiburan

Oleh karenanya, dokter spesialis saraf RSUI, Dinda Diafri dalam siaran persnya menyarankan agar kita tidak abai pada jenis asupan makanan dan minuman berlebihan, aktivitas fisik, serta minum obat secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter.

Untuk diketahui, stroke di Indonesia masih menjadi pembunuh dan penyebab kecacatan nomor satu untuk penyakit tidak menular sejak tahun 2014 hingga saat ini.

Untuk mengenali tanda stroke, kita dapat berpegang pada slogan Kementerian Kesehatan SeGeRa ke RS yang merupakan akronim dari Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba, Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.

Baca Juga: Indonesia Akan Diterjang Tsunami Besar dan Dipenuhi Teriakan Minta Tolong, Begini Ramalan Roy Kiyoshi

Tanda lainnya yakni bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata, bicara tidak nyambung, kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh, rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi secara tiba-tiba, sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan belum pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa berputar, hingga gerakan sulit dikoordinasi.

Menurut Dokter Dinda, ketika seseorang mengalami gejala tersebut, maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

"Stroke memikiki periode emas yaitu 4,5 jam, jika dalam peroode emas itu dapat segera ditangani, risiko kematian dan kecacatan stroke dapat diturunkan," ujar dokter Dinda sebagaimana dikutip dari laman Antara pada Sabtu, 8 Mei 2021.

Baca Juga: Aurel Positif Hamil, Atta Halilintar: Goll Golll Golll Insyaallah Anak Pertamaku

Selain itu, Dokter Dinda juga memaparkan bahwa penanganan stroke dengan cara seperti tusuk jarum pada telinga, jari tangan, atau jari kaki saat mengalami gejala stroke bukanlah cara yang benar.

"Stroke terjadi karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak, bukan pada pembuluh darah tepi anggota tubuh lainnya. Melakukan tusuk jarum pada anggota tubuh berisiko infeksi bila jarum tidak steril. Seseorang dengan gejala stroke harus segera dibawa ke rumah sakit," katanya.***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler