Perbedaan Otak Pecandu Film Porno dan Orang Normal, Ini Hasil Penelitian dari Beberapa Universitas Dunia

19 September 2022, 15:29 WIB
Dampak negatif bagi otak keseringan nonton film porno.*/Instagram/@miakhalifa /

LINGKAR KEDIRI - Film Porno memiliki dampak yang signifikan bagi otak.

Orang yang terbiasa menonton film porno akan lebih cepat nyambung ketika diajak berbicara soal hal dewasa.

Namun, kepekaan ketika diajak berbicara inibtak seimbang dengan pengalaman seksual yang dialami.

Baca Juga: Alasan Rohaniawan Nikahkan Ferdy Sambo dengan 'Si Cantik' Karena Hubungannya dengan Putri Sudah Tak Harmonis?

Justru orang yang sering menonton film porno memiliki keterlambatan dalam kepekaan seksual.

Jadi orang tersebut biasanya merasakan rasa yang tak normal saat berhubungan intim dengan pasangan.

Sebab ia lebih mendambakan hubungan intim sebagaimana film porno yang biasa dilihat.

Valerie Boone, profesor psikiatri di University of Cambridge melakukan studi skala besar pertama tentang efek pornografi pada otak pada tahun 2014.

Baca Juga: Kabar Mengejutkan, Ferdy Sambo Disebut Menikah Lagi, Rohaniawan Sedang Diburu, Kamaruddin Beri Komentar Tajam

Tim penelitinya memindai otak pria muda yang dilaporkan memiliki kebiasaan pornografi kompulsif.

Aktivitas otak mereka saat terpapar gambar porno mirip dengan pecandu narkoba saat terpapar gambar narkoba.

Pria dengan kebiasaan pornografi kompulsif ditemukan lebih aktif dalam sistem penghargaan otak daripada ketika pria muda dalam kelompok kontrol diperlihatkan konten yang sama.

Penelitian semacam ini selalu memunculkan pertanyaan "mana yang lebih dulu, ayam atau telur?"

Para ilmuwan belum menemukan jawabannya.

Apakah penggunaan pornografi yang berlebihan menyebabkan perubahan pada otak, atau apakah mereka memiliki sifat-sifat yang mendorong mereka untuk menggunakan pornografi secara kompulsif?

Baca Juga: KASUS SUBANG, Sempat Disuruh Beli Double Tape, Danu Akhirnya Berani Bongkar Tujuan Yoris, Anak Tuti Ketakutan

Studi tentang Film Porno

Pusat penghargaan otak menyebutkan jika stimulus otak dapat diaktifkan dengan adanya sesuatu yang menyenangkan seperti es krim, video game, atau citra seksual. 

Dalam penelitian Boone, para pria diperlihatkan gambar uang dan gambar olahraga menarik seperti terjun payung. 

Tetapi citra publik seperti itu tidak terlalu mengaktifkan otak mereka.

Untuk alasan hukum dan etika, umumnya tidak mungkin melakukan pemindaian otak atau menunjukkan pornografi kepada orang di bawah usia 18 tahun. 

Tetapi ada kemungkinan untuk berspekulasi tentang bagaimana hasil penelitian pada orang dewasa muda berlaku untuk remaja.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Sempat Disuruh Beli Double Tape, Danu Akhirnya Berani Bongkar Tujuan Yoris, Anak Tuti Ketakutan

Dilansir dari Wall Street Jurnal, Penelitian Mr. Boone menemukan bahwa pusat penghargaan otak menyebutkan peserta yang lebih muda lebih aktif daripada peserta yang lebih tua ketika mereka diperlihatkan pornografi. 

Orang dengan kebiasaan pornografi kompulsif mengatakan mereka pertama kali melihat pornografi online pada usia 13 tahun.

Sementara analisa mengatakan mereka pertama kali melihat pornografi online pada usia 17 tahun

Pusat emosi otak berkembang lebih awal daripada bagian otak yang mengontrol impuls.

Ketidakseimbangan ini membantu menjelaskan mengapa remaja kurang dewasa untuk "menahan hasrat, pikiran, dan perilaku seksual yang disebabkan oleh konten pornografi."

Demikian kesimpulan tinjauan literatur studi tentang efek pornografi internet pada remaja, yang dilakukan oleh tim dari berbagai universitas.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 18 September 2022, Bukan Andin, Sosok Ini berhasil Buat Reyna Bahagia Lagi

Di sisi lain, Bagi Nicole Prose, seorang peneliti dan psikolog berlisensi di University of California, Los Angeles, dia lebih memperhatikan bagaimana orang tua dan pihak berwenang mengomunikasikan pornografi kepada anak-anak.

Dia baru-baru ini melakukan penelitian terhadap pria dewasa muda yang kambuh setelah menjalani program pemblokiran pornografi.

Hampir 30% dari 228 responden mengatakan mereka memiliki pikiran untuk bunuh diri setelahnya.

Bahkan mereka mengatakan merasa malu karena diingatkan orang lain bahwa porno itu buruk.

"Jangan menonton film porno, itu kecanduan, itu akan membunuh otakmu,' itu menakutkan (bagi mereka yang kecanduan)," katanya.***

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler