LINGKAR KEDIRI – Pemanfaatkan dot untuk memberikan ASI pada bayi, terkadang dipakai disaat ibu merasa kesulitan dalam menyusui bayinya secara langsung.
Dalam kasus ini, dokter spesialis gigi anak konsultan dari Fakultas Kedokteran Gigi niversitas Padjadjaran (UNPAD), Eriska Riyanti mengingatkan para ibu memilih dot (pengganti puting susu yang biasanya terbuat dari karet atau plastik) yang tepat sehingga bisa menyesuaikan dengan kemampuan menghisap bayi.
"Bila dot yang digunakan tidak menyesuaikan keadaan anatomi puting ibu dan kemampuan menghisap lidah maka posisi dot berada pada posisi utuh, sehingga keadaan kedap dalam rongga mulut tidak tercapai, menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan rahang serta rongga mulut anak," ujar Eriska.
Saat bayi menghisap ASI, puting ibu masuk ke dalam rongga mulut bayi, kemudian lidah mendorong puting ke bagian atas rongga mulut.
Baca Juga: Di Isukan Positif Corona, Ayu Ting Ting Justru Lakukan Liburan ke Mesir
Otot-otot di sekitar rongga mulut pun akan melakukan penghisapan dan terjadilah pergerakan secara ritmik sehingga menarik ASI dari puting.
Setelah itu, pada kondisi bagian atas lidah yang kedap maka ASI akan keluar, diikuti gerakan lidah mendorong ASI ke bagian belakang dan proses menelan terjadi.