Penggunaan Dot Bayi yang Baik dan Benar Menurut Dokter Spesialis Gigi Anak

- 29 Mei 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi bayi minum susu
Ilustrasi bayi minum susu /Pixabay/

 

LINGKAR KEDIRI – Pemanfaatkan dot untuk memberikan ASI pada bayi, terkadang dipakai disaat ibu merasa kesulitan dalam menyusui bayinya secara langsung.

Dalam kasus ini, dokter spesialis gigi anak konsultan dari Fakultas Kedokteran Gigi niversitas Padjadjaran (UNPAD), Eriska Riyanti mengingatkan para ibu memilih dot (pengganti puting susu yang biasanya terbuat dari karet atau plastik) yang tepat sehingga bisa menyesuaikan dengan kemampuan menghisap bayi.

Baca Juga: Raffi Ahmad Sering Bermimpi Didatangi Sosok Ayah Saat Nagita Slavina Hamil, Dirinya Sebut Dia Ngasih Tahu

"Bila dot yang digunakan tidak menyesuaikan keadaan anatomi puting ibu dan kemampuan menghisap lidah maka posisi dot berada pada posisi utuh, sehingga keadaan kedap dalam rongga mulut tidak tercapai, menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan rahang serta rongga mulut anak," ujar Eriska.

Saat bayi menghisap ASI, puting ibu masuk ke dalam rongga mulut bayi, kemudian lidah mendorong puting ke bagian atas rongga mulut.

Baca Juga: Di Isukan Positif Corona, Ayu Ting Ting Justru Lakukan Liburan ke Mesir

Otot-otot di sekitar rongga mulut pun akan melakukan penghisapan dan terjadilah pergerakan secara ritmik sehingga menarik ASI dari puting.

Setelah itu, pada kondisi bagian atas lidah yang kedap maka ASI akan keluar, diikuti gerakan lidah mendorong ASI ke bagian belakang dan proses menelan terjadi.

Baca Juga: Negara ini Ancam Akan Letuskan Perang Dunia ke 3 Jika Diganggu, Lukashenko: Ingat! Belarusia Pusat Eropa

Eriska mengatakan, dot yang ibu pilih sebaiknya dirancang secara fisiologis untuk memfasilitasi pergerakan lidah ke depan dan ke atas pada daerah permukaan datar dot, sehingga aliran air susu tidak akan otomatis mengalir ke tenggorokan bila tidak terjadi gerakan mengisap karena adanya aktivitas otot-otot lidah, pipi, dan bibir. Mekanisme tersebut tidak menimbulkan si Kecil tersedak.

Dengan kata lain, dot ini dari sisi fungsi dan mekanisme harus memenuhi sejumlah syarat antara lain bisa menyerupai menghisap dari puting ibu, mengurangi menghisap yang buruk artinya saat menghisap yang salah dapat mengakibatkan gangguan saat menelan dan mencegah bernapas melalui mulut karena bernapas yang baik harus melalui hidung.

Baca Juga: Felicia Tissue Sebut Persoalannya Dengan Kaesang Pangarep Bukan Soal Jodoh, Simak Selengkapnya

Penggunaan dot yang tepat juga bisa berpengaruh pada kontrol otonom dan kardiovaskuler artinya saat anak menghisap ritme jantung harus terjaga, kemudian perlu berefek menenangkan anak sehingga tidak merasa gelisah kalau tidak mendapatkan ASI langsung dari payudara ibu.

"Ada kebiasan non-nutrisi biasanya penggunaan dari empeng yang bisa menenangkan, aktivitas otot bayi akan terkoordinasi. Keadaan harus kita pindahkan pada sebuah dot. Tidak mengakibatkan perubahan oklusi, harus diperbaiki atau dikembangkan melalui dot orthodontic," ujar Eriska.

Baca Juga: Konflik, Kejahatan, hingga Prostitusi di Indonesia akan Semakin Meningkat, Begini Ramalan Mbak You

Hasil penelitian dari Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (UNPAD) tahun 2020 menunjukkan, risiko atau masalah yang kerap timbul akibat penggunaan dot, baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat dicegah dengan dot yang dikembangkan sesuai prinsip fisiologis yang mendukung ritmik isap yaitu dot orthodontic.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah