“Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan dari posisi datar, duduk, atau tegak,” kata Leo.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga 2 2021 Grup B dan C, Persis Solo vs Putra Safin Group Tayang Malam Ini
Menurut Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis itu menuturkan bahwa pendarahan di otak bisa disebabkan karena mengejan ketika buang air besar, batuk secara terus menerus, atau ketika menahan nafas.
“Valsava manuver atau mengedan dapat menjadi pencetus peningkatan tekanan intra kranial. Peningkatan tekanan intrakranial ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah pada penderita darah tinggi yang menyebabkan pendarahan di otak,” tuturnya.
“Valsavar manufer atau mengejan juga biasa dilakukan saat batuk, buang air besar, atau menahan nafas,” lanjutnya.
Seseorang yang menderita darah tinggi dapat mengalami pedarahan di otak dengan rentang waktu yang berbeda-beda. Ada yang gejalanya dimulai pada hitungan hari, bulan, atau tahun.
“Semakin cepat seseorang mengenali gejala, maka semakin mudah diminimalisir pendarahan pada otak,” tandasnya.
Bagi penderita darah tinggi, sebaiknya waspada dengan gejala-gejala yang disebutkan diatas, karena jika tidak dipahami dengan baik, akan berpotensi terjadinya kehilangan kesadaran atau pingsan, bahkan mungkin sampai harus dilarikan ke rumah sakit.***