LINGKAR KEDIRI - Video porno saat ini sangat mudah diakses, bahkan anak dibawah umur pun tak mengalami kesulitan untuk mengaksesnya.
Hal ini perlu diwaspadai, terutama jika Anda memiliki ana perempuan. Maka jagalah dengan baik dan jangan sampai tahu adegan video yang tak senonoh.
Tak hanya laki-laki, perempuan juga bisa kecanduan video porno.
Jika Anda atau anak perempuan Anda melihat video porno maka segera tegur.
Sebab kecanduan video porno bisa mempengaruhi kesehatan mental dari anak tersebut.
Tak jarang, orang yang kecanduan video porno melihat segala sesuatu berlandaskan seksual. Tentu hal ini harus dihindari karena sangat kontra produktif.
Yang tak kalah berbahaya, menonton video porno jika terlalu sering bisa menyebabkan penyakit yang orang tersebut tidak merasakannya.
Namun orang lain lah yang merasakan perubahan terhadap diri orang tersebut.
Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 5 Agustus 2022, Elsa Tegaskan Nyawa Dibayar Nyawa, Begini Akhir Drama Ricky
Berikut beberapa dampak serius dan terlalu sering menonton video porno.
- Kesehatan fisik dan mental terancam
Pornografi memiliki kemampuan untuk mengaburkan penghalang antara kenyataan dan imajinasi.
Bisa juga menyebabkan kerusakan pada hubungan dan memicu perilaku buruk.
Selain membuat Anda percaya pada persepsi yang dangkal dan memiliki pemahaman yang salah tentang seks, menonton konten pornografi dapat memengaruhi kesehatan atau membuat stres.
Karena setiap tindakan dan perilaku orang yang kecanduan video porno hanya berorientasi secara seksual saja.
- Porno dapat menyebabkan isolasi sosial
Menyerah pada dorongan untuk menonton pornografi secara teratur mengakibatkan hilangnya kemampuan untuk menahan godaan.
Sehingga tak jarang perempuan yang sudah hasratnya naik akan melakukan masturbasi.
Tidak mengherankan bahwa orang yang kecanduan pornografi cenderung gagal total dalam aspek lain dari kehidupan mereka.
Bagi perempuan, terutama mereka yang masih muda, salah satu dampak pertama dari menonton film porno adalah kecanggungan sosial di depan umum, yang ironisnya, menyebabkan rasa bersalah dan penyembunyian lebih lanjut.***