Network
LINGKAR KEDIRI - Pria yang banyak menonton film porno secara eksplisit memiliki pemikiran yang abu-abu tentang seksual dan ukuran otak bisa menyusut.
Namun, penelitian Journal psikiatri Association, AMA, JAMA Psychiatry tidak cukup jauh untuk menentukan apakah pornografi benar-benar menyebabkan otak menyusut.
Institut Max Planck Jerman untuk Pembangunan Manusia mengatakan, "Studi di masa depan harus menyelidiki efek jangka panjang dari pornografi," kata tim dari Institut Max Planck.
Baca Juga: Indonesia U-20 Menang Melawan Vietnam dengan Skor 3-2, Pelatih Shin Ungkap Rasa Bangganya
Studi saat ini mensurvei 64 subjek pria berusia 21 hingga 45 tahun yang mengkonsumsi pornografi dalam jumlah yang sangat berbeda.
Pada awalnya, subjek tidak diberitahu bahwa penelitian akan melihat respon otak mereka terhadap pornografi.
Hanya bahwa itu akan menjadi penyelidikan ilmiah yang melibatkan pengukuran magnetic resonance imaging (MRI).
Subjek diminta untuk mengisi kuesioner tentang berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk menonton pornografi.
Rata-rata, subjek menjawab empat jam seminggu.
Mereka juga menggunakan teknologi MRI untuk memindai otak subjek saat mereka diperlihatkan gambar yang berisi gambar eksplisit situs pornografi secara seksual dan gambar orang yang berolahraga.
"Temuan kami menunjukkan bahwa volume materi abu-abu di berekor kanan striatum berkurang dengan meningkatnya penggunaan pornografi," kata makalah itu.
Lebih lanjut, pemindaian MRI pada otak subjek menunjukkan bahwa bagian otak yang memproses "motivasi" memburuk saat terpapar materi seksual eksplisit.
Jadi, apakah pria dengan striatum yang lebih kecil menginginkan lebih banyak film porno? Atau apakah terlalu banyak pornografi membuat otak mengecil? Apakah itu hasil atau prasyarat?
Baca Juga: Dugaan Pelecehan pada Putri Candrawathi Tidak Masuk Akal, Setelah BAP Kebenaran Ini Terbongkar?
"Orang dengan volume striatal yang lebih kecil mungkin memerlukan lebih banyak rangsangan eksternal untuk mengalami kesenangan dan oleh karena itu mungkin mengalami konsumsi pornografi sebagai hadiah yang lebih besar. Dapat menyebabkan (lebih banyak menonton film porno)," kata para peneliti.***
