Isu Jabatan Tiga Periode, Benarkah Jokowi Berpasangan dengan Prabowo? Ariel Heryanto: Republik Ganti Kerajaan

17 Maret 2021, 13:34 WIB
Profesor Ariel Heryanto sindir usulan pasangan Jokowi-Prabowo Subianto di pemilu 2024. /Setkab

LINGKAR KEDIRI – Isu masa jabatan presiden menjadi tiga periode kini menjadi sorotan publik usai dilontarkan oleh politisi senior Amien Rais.

Namun, Presiden Indonesia saat Ini, Joko Widodo menyatakan dalam akun Instagramnya @jokowi pada 15 Maret 2021 bahwa dirinya tidak berminat untuk menjadi presiden tiga periode.

“Sikap saya terhadap konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode tidak berubah sampai detik ini. Saya sama sekali tidak memiliki niat, juga tidak berminat, untuk menjadi presiden tiga periode,” tulisnya.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 17 Maret 2021: Aldebaran Setuju Punya Anak Tapi dengan Nama Lain! Bagaimana Reaksi Andin?

Namun, Muhammad Qodari selaku pengamat politik nasional angkat bicara dan mengusulkan agar Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto menjadi pasangan dalam pemilu 2024 mendatang.

Menurutnya, jika mereka berpasangan dapat menghindari polarisasi pada masyarakat.

Selain itu, adanya pasangan Jokowi-Prabowo lantara posisi partai mereka saat ini berasal dari partai yang besar.

Baca Juga: Jangan Asal Cukur dan Cabut! Berikut Penjelasan Mengapa Islam Melarang Wanita Melakukan Hal Tersebut!

Jokowi berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sementara Prabowo bersal dari Partai Gerindra.

Diketahui, PDIP dan Gerinda berhasil meraih 20 persen suara. Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat yang menjadi partai oposisi tidak sampai 20 Persen Suara.

Menurut hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada pemilu 2019 tercatat, PDIP sebanyak 19,33 persen dan Gerindra sebanyak 12,57 persen.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan 17 Maret 2021, Scorpio Kendalikan Stres Mentalmu, Sagitarius Jaga Pola Makanmu

Partai Demokarat meraih 7,77 persen suara dan PKS 8,21 persen suara pada pemilu 2019 lalu.

Hal tersebut membuat Ariel Heryanto yakni Profesor Emeritus dari Universitas Monash Australia menanggapai pernyataan Muhammad Qodari mengenai pemilu 2024 mendatang.

Ariel Heryanto menanggapi dengan bahasa satirnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Keuangan 17 Maret 2021, Gemini Targetnya Akan Tercapai, Scorpio Jangan Terlalu Boros

“Ah nanggung. Bagaimana kalau kita usul, Republik diganti Kerajaan Saja? Biar jadi makmur, aman, tentram, gemah ripah lohjinawi. Semua bahagia. Kalau ada yang nyinyir, kasih saja pidana penghinaan, hukum anti-subversi, anti-teroris, atau sebangsanya,” tulis Ariel Heryanto pada akun twitternya @ariel_heryanto.

Sebelumnya artikel ini pernah tayang di bekasi.pikiran-rakyat.com yang berjudul “Jokowi-Prabowo Diusulkan Duet di 2024, Profesor dari Australia: Nanggung, Republik Diganti Kerajaan Saja?”.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi Instagram @jokowi

Tags

Terkini

Terpopuler