Fakta Mengejutkan Tenggelamnya KRI Nanggala 402, Media Asing: Penyelaman yang Dipaksakan, Khawatir Terbakar

1 Mei 2021, 21:41 WIB
Selamat Jalan Selamanya, Mantan Dubes Dino Patti Djalal Sampaikan Kabar Duka Gugurnya Awak KRI Nanggala 402 /twitter.com/dinopattidjalal/

LINGKAR KEDIRI – Panglima TNI mengkonfirmasi bahwa KRI Nanggala 402 telah dinyatakan tenggelam dan seluruh awak (53 orang) yang berada didalamnya telah gugur pada 21 April 2021.

Hal tersebut sontak menjadi sorotan publik termasuk media internasional. Termasuk sebuah media asing asal Korea yang mengungkap hal mengejutkan terkait KRI Nanggala 402.

Media hankookilbo.com, mengungkapkan bahwa KRI Nanggala 402 tidak dirawat dengan baik bahkan dipaksa menyelam setelah tiga tahun tidak digunakan.

"Sulit untuk meyakinkan bahwa kapal selam tua, yang memiliki umur panjang dan belum dirawat dengan baik, telah dimobilisasi untuk pelatihan peluncuran torpedo. Bahkan kapal selam tersebut diketahui tidak pernah menjalani pelatihan kapal selam selama tiga tahun," tulis Media hankookilbo dikutip Lingkar Kediri pada 26 April 2021.

Baca Juga: Covid-19 Semakin Meningkat, Dinas Pendidikan Riau Hentikan Sekolah Tatap Muka

Seperti diketahui, KRI Nanggala 402 ditemukan pada kedalaman 838 meter, menurut media tersebut kedalaman maksimum hanya 150 hingga 200 meter.

"Mempertimbangkan kondisi kapal selam, diperkirakan kedalaman maksimum lambung dapat menahan 150-200m," tulisnya.

Tak hanya itu, Media hankookilbo juga menyebutkan bahwa KRI Nanggala 402 melebihi kapasitas saat melakukan penyelaman, yang mana batas maksimum awak untuk KRI Nanggala 402 adalah 43 orang.

Dan hal lain yang juga jadi sorotan adalah usia kapal yang sudah 41 tahun sejak dibuat di Jerman pada 1980, sedangkan diketahui bahwa usia kapal selam biasanya hanya 25 tahun.

Baca Juga: Suami Wajib Tau! Inilah 9 Ciri Istri yang Bisa Menghambat Rezeki Di Keluargamu

Dan yang juga tak kalah penting adalah perawatan kapal selam yang harus dilakukan setiap enam tahun, sementara KRI Nanggala diketahui melakukan perawatan pada 2012.

"Pemeliharaan kapal selam harus dilakukan setiap enam tahun sekali hingga masa layannya, dan setelah itu lazim dilakukan untuk memperpendek jangka waktu tersebut, yang artinya pemeliharaan kapal selam belum dilakukan selama sembilan tahun," jelasnya.

Media tersebut juga menyoroti adanya motif dibalik latihan menggunakan kapal selam yang cenderung dipaksakan.

"Pasalnya, belum jelas mengapa pelatihan peluncuran torpedo dengan kapal selam Jerman lama sudah dilakukan sedangkan torpedo untuk kapal selam baru Korea belum masuk," katanya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Masjid Istiqlal Tidak Menggelar I'tikaf

Bahkan yang mengejutkan, diungkapkannya bahwa Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering yang melakukan perawatan untuk KRI Nanggala 402 pada tahun 2012 mengkhawatirkan terjadinya kebakaran.

"Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering yang belum menerima pembayaran uang muka untuk tahun kedua setelah penandatanganan kontrak bisnis kapal selam ke-2, khawatir akan terjadi kebakaran," ungkapnya.

Dan pihak Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering membenarkan bahwa KRI Nanggala terakhir dilakukan perawatan pada 2012.

"Memang benar kami melakukan perawatan depo terakhir, tapi sudah 9 tahun lalu dan tidak terlibat sejak itu," kepada Hankook Ilbo.***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: Media hankookilbo.com

Tags

Terkini

Terpopuler