LINGKAR KEDIRI - Beberapa fenomena alam yang mengakibatkan kematian telah terjadi di Indonesia tahun ini.
Hal tersebut bisa diketahui dari bencana alam mulai, gempa, banjir, hingga angin topan.
Selain itu Indonesia juga diprediksi akan dilanda gelombang besar Tsunami Megatrush.
Hal demikian dilansir dari penelitian oleh pakar gempa dan tsunami dari Institut Teknik Bandung (ITB).
Tsunami tersebut akan melanda pulau Jawa dan sekitarnya.
Berkaitan hasil prediksi tersebut, BNPB mengharapkan agar semua masyarakat waspada dan hati-hati.
Kini, Kabar terbaru potensi Tsunami muncul dari Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika dan UPT BMKG Kelas I Tangerang.
Tsunami tersebut diperkirakan memiliki ketinggian air 14-18 meter.
Adapun wiayah yang akan dilanda bencana ini adalah pesisir pantai Lebak selatan dengan gelombang berkecepatan 12-18 menit.
“Potensi tsunami di Lebak selatan diprediksi dengan kecepatan 12 -18 menit sampai ke daratan,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika dan UPT BMKG Kelas I Tangerang, Urip Setiyono, dalam acara Pembekalan Asesmen Kesiapsiagaan Sekolah terhadap tsunami dengan STEP-A melalui aplikasi InaRISK secara zoom meeting, Minggu, 2 Mei 2021 lalu.
Urip mengungkapkan, sejumlah sekolah di Lebak selatan berada dalam zona rendaman tsunami.
“Untuk SMPN 1 Panggarangan (Kabupaten Lebak) berada dalam zona rendaman tsunami. Kita sempat ke lokasi ada bebrapa titik di Panggarangan di Pantai Cimandiri masuk zona penyangga daerah aman namun ada beberapa di Bayah, di Cisiih berada pada dataran cukup tinggi untuk evakuasi namun membutuhkan perjalanan terlalu lama karena 1 jam perjalanan,” ujar Urip.
Urip mengungkapkan, tempat evakuasi tsunami di Kecamatan Bayah sebagian besar masih berada dalam zona belum aman. Titik lokasinya perlu ditinggikan ke dataran lebih tinggi.
“Makanya kami kemarin memverifikasi karena masih ada beberapa sebagian besar di Bayah harus lebih ditinggikan lagi. Peta bahaya tsunami yang di simulasikan oleh BMKG dengan gempa bumi magnitudo 8,7 hasilnya tidak kurang jauh dari hasil penelitian ITB, dan LIPI juga,” ujar Urip.
Sebelumnya, Salah Satu Pengembang InaRISK, Ridwan Yunus menyampaikan bahwa sebanyak 29 sekolah di Lebak selatan diketahui berada dalam zona bahaya tsunami karena memang dapat terlihat lewat aplikasi InaRISK.
InaRISK, kata dia, secara resmi diluncurkan penggunaannya oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tanggal 10 November 2016 lalu, diharapkan dapat digunakan oleh semua pihak, termasuk masyarakat dalam menyusun rencana-rencana penanggulangan bencana.
Baca Juga: Awas! Suka Menyendiri dan Berimajinasi Romantis adalah Tanda Disukai Jin, Simak Ulasannya
"InaRISK merupakan aplikasi untuk mengetahui bahaya kebencanaan di sekitar kita," ujar Ridwan dikutip Lingkar Kediri dari Artikel Kabar Banten Pikiran Rakyat dengan judul "Potensi Tsunami 14 Meter di Lebak Selatan, BMKG: 12 Hingga 18 Menit Sampai Daratan"
Berdasarkan data di dapodik, kata dia, sebanyak 20 sekolah di Lebak selatan berada dalam zona bahaya tingkat tinggi tsunami.
Sedangkan 9 sekolah lainnya berada dalam bahaya tsunami tingkat sedang.***(Purnama Irawan/Kabar Banten Pikiran Rakyat)