LINGKAR KEDIRI – Indonesia kini sedang ramai membicarakan mengenai rencana pengecatan pesawat kepresidenan.
Beragam pernyataan komentar pro dan kontra mewarnai isu tersebut.
Digadang-gadang total biaya pengecatan pesawat kepresidenan itu senilai 2 miliar rupiah.
“Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pesawat kepresidenan. Biaya cat ulang pesawat setara B737-800 berkisar antara USD 100-150 ribu (atau) sekitar 1,4 – 2,1 miliar rupiah,” kata pengamat penerbangan Alvin Lie dikutip Lingkar Kediri dari Twitter Alvin Lie pada 4 Agustus 2021.
Menurut Alvin biaya cat ulang pesawat memakan uang yang tidak sedikit, ditengah kondisi pandemi seperti ini.
Selain Alvin sebagai pengamat penerbangan, Anggota DPR partai Gerindra Fadli Zon juga ikut berkomentar lewat cuitan di akun Twitter pribadinya.
“Tak ada urgensinya sama sekali cat ulang jadi merah ini. Hanya menunjukkan betapa tak ada sense of crisis di tengah dampak pandemi,” kata Fadli Zon.
Diketahui sebelumnya ide tersebut muncul karena usulan dari mantan politisi partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, ia mengatakan sebaiknya pesawat kepresidenan dicat ulang dengan warna dominan merah putih.
“Pak Presiden, mohon ijin pak, sekedar saran. Mohon berkenan untuk mencat ulang Pesawat Kepresidenan dengan nuansa Merah Putih yang dominan, dan menghapus dominasi warna biru yang selama ini melekat,” tulis Ferdinand di akun Twitternya 16 Maret 2021.
Selain menuai kritikan yang kontra, Ferdinand juga berkomentar di Twitternya, menurutnya tak ada yang salah dengan cat ulang pesawat kepresidenan, karena biaya yang dikeluarkan kecil.
“Ini bukan foya-foya, tapi penegasan sikap kembali ke jati diri bangsa bahwa Indonesia itu Merah Putih. Biru bukan ciri khas Indonesia. Jadi biaya kecil seperti ini tidaklah foya-foya tapi sesuatu yang tepat menghapus identitas asing dan kelompok tertentu dari aset negara,” kata Ferdinand di akun Twitternya pada 3 Agustus 2021.***