Waspada Krisis Pangan Dunia, Indonesia Gelar Pekan Sagu Nusantara (PSN) untuk Kenalkan Sagu

20 Oktober 2020, 15:27 WIB
Ilustrasi tanaman sagu. /EmEssEss/Pixabay

LINGKAR KEDIRI- Dalam menyikapi hari pangan sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober 2020, FAO mengatakan bahwa sistem pangan dan sistem pertanian dunia masih mengalami kerapuhan sehingga memicu resesi ekonomi dunia.

Hal ini menghimbau negara di dunia untuk tetap waspada terjadinya krisis pangan akibat pandemi virus corona baru (COVID-19).

Pemerintah Joko Widodo memberikan arahan untuk meningkatkan produksi dalam negeri agar rantai pasokan tak terganggu, serta mendorong peningkatan diversifikasi produk dan konsumsi agar dapat menjaga ketahan pangan nasional.

Baca Juga: Cara Cek Penerima BLT UMKM Melalui Bank BRI, Login Melalui Link Disini

Baca Juga: BLT UMKM Tahap 2 Masih Dibuka! Berikut Cara Daftar, Syarat, dan Cara Cek Status Pencairan

Peningkatan tersebut dilakukan melalui penyebaran informasi seputar produk pangan sehat kepada masyarakat seperti singkong, jagung, sagu, dan lain-lain.

Saat ini pangan Indonesia hanya bergantung pada beras. Jika tidak dikembangkan, kondisi pangan pada tahun 2050 akan mengalami kelangkaan.

Tanaman sagu dapat digunakan digunakan sebagai alternatif pangan nasional. Karena sejak dulu sagu telah menjadi pangan utama khususnya kawasan timur Indonesia.

Baca Juga: Saatnya Menjadi Remaja Unggul! Apa Harus? Simak Alasan dan Penjelasannya

Secara umum budidaya dan pemanfaatan sagu memberi manfaat lebih bagi Indonesia baik secara ekonomi, kesejahteraan sosial hingga penyediaan lapangan kerja dan bisnis.

Jika hal tersebut dilakukan secara konsisten, maka kita dapat berkontribusi secara signifikan dalam pemenuhan pangan dunia.

Untuk pemanfaatan nasional, sagu digunakan sebagai komoditi pangan karbohidrat dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras.

Baca Juga: Jawab Kebutuhan Saat Pandemi, Google Maps Luncurkan Fitur Untuk Ketahui Kerumunan Suatu Lokasi

Indonesia memiliki luas lahan sagu terbesar di dunia. Sembilan puluh lima persen berada di wilayah papua dengan jumlah “pati” yang lebih tinggi dari daerah lainnya.

Namun dari segi konsumsi, Indonesia masih sangat rendah yaitu 0,4-0,5 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi beras hingga 95 kg/kapita/tahun. Belum lagi konsumsi tepung yang meningkat 10-18 kg/kapita/tahun.

Potensi pengembangan sagu sebagian besar di Provinsi Riau delapan puluh persen dan lebih dari 95 persen pengusaha sagu berasal dari perkebunan milik rakyat.

Baca Juga: Bingung Apa Judul Lagunya? Google Search Dapat Menjadi Solusi, Cukup Nyanyikan Lirik atau Iramanya

Dalam kontribusi sagu, penyediaan tenaga kerja dan petani sagu mencapai 286.007 KK. Sedangkan dalam hal kontribusi ekspor nilai sagu tahun 2019 mencapai 47,52 Miliar, dengan volume 13.892 ton.

Ekspor sagu tersebut akan dikirim ke 5 negara yaitu Malaysia, Jepang, China, Korea Selatan, dan Singapura.

Dalam kegiatan Pekan Sagu Nusantara (PSN) 2020 dengan tema sagu pangan sehat untuk Indonesia maju diinisiasi oleh kemenko perekonomian dalam rangka peringatan hari pangan sedunia tanggal 16 oktober 2020.

Baca Juga: Berbagai Wilayah Indonesia Cenderung Berawan dan Berpotensi Hujan Lebat Pekan Ini, Simak Penyebabnya

Acara yang diikuti oleh 13 provinsi penghasil sagu di Indonesia ini adalah sebagai upaya pemerintah dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Tujuan diadakannya PSN 2020 adalah untuk mensosialisasikan  bahwa sagu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta sumber pangan sehat. Disisi lain kegiatan ini diharap mampu menggali potensi sagu Nusantara.

Sagu sebagai pangan sehat diharap dapat terus disosialisasikan dan dikembangkan melalui program pembangunan sagu.

Baca Juga: Cukupkan Hanya Kasus Rangga Saja, Perempuan Wajib Bawa Alat Ini Untuk Hindari Pemerkosaan

Kegiatan Pekan Sagu Nusantara 2020 ini juga dihadiri dari berbagai pihak terkait.

Seperti Menteri Pertanian, Menteri LHK, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Desa PDTT, Kepala BPPT, Gubernur Papua Barat, Rektor IPB, Dirut Perum Bulog, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, serta perwakilan Kementerian dan Lembaga.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: pertanian.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler