LINGKAR KEDIRI - Bencana alam berupa banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah di provinsi Nusa Tenggara Timur setidaknya telah memakan 128 korban jiwa.
Bencana yang terjadi merupakan dampak dari cuaca ekstrem yang ditandai dengan munculnya siklon tropis Seroja.
Dari 128 warga yang meninggal tersebut, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati pada Selasa, 6 April 2021 juga merinci jumlah korban yang meninggal.
Raditya menjelaskan korban meninggal dunia dari Kabupaten Lembata ada 67 korban, Flores Timur 49 korban, dan Alor 13 korban.
Sementara untuk korban yang dinyatakan hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23 orang, dan Lembata 21 orang.
Selanjutnya, berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin 5 April 2021 pukul 23.00 WIB, terdapat sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi, serta 1.083 atau 2.683 warga lainnya terdampak.
"Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256," kata Raditya seperti dikutip lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman Antara.