“Yang katanya 80% masyarakat indonesia 'puas', komentar dong sini masyarakat bagian mana aja yang kek gitu,” tulis akun @andre.azhar
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira pun turut angkat bicara.
Ia mengungkapkan bahwa sindiran itu muncul karena pemerintah terlihat semakin tidak profesional mengelola BUMN, dimana para relawan Jokowi diberikan kursi komisaris.
"Jadi itu sebetulnya bentuk sarkasme dimana BUMN ini makin dikelola secara tidak profesional, sehingga ini justru menurunkan juga sebenarnya image kebijakan pemerintah dalam mengelola BUMN di mata masyarakat, sehingga timbul sindiran-sindiran sarkasme tadi 'bismillah komisaris'," katanya.
Menurutnya, saat ini BUMN tengah membutuhkan pemimpin yang bisa memberikan kinerja baik.
Baca Juga: Anya Geraldina Terang-terangan Tolak Pinangan Kepala Daerah untuk Menjadi Istri, Simak Kisahnnya
Khususnya dari sisi laporan keuangan, utang, hingga isu PHK di beberapa BUMN yang tidak bisa bertahan akibat pandemi Covid-19.
"Tapi kebijakannya justru menempatkan orang yang tidak kompeten dalam BUMN," sambungnya.
Selain sindiran untuk komisaris BUMN ada juga sindiran lainnya kepada Menteri Perdagangan dan Pemerintah Indonesia yang ditulis netizen.