Ia juga menegaskan hingga saat ini belum ada satupun negara di dunia yang mampu mendeteksi tsunami non tektonik secara cepat, tepat dan akurat. Sistem yang dibangun masih berupa sistem peringatan dini tsunami akibat goncangan gempa bumi.
Menurut Dwikorita, selama ini yang bisa dilakukan adalah memantau muka air laut dengan buoy atau tide gauge.
Baca Juga: Fakta Unik Jepang yang Bikin Kamu Jadi Pengen Kesana
Namun, cara tersebut dinilai kurang efektif karena sifat alat yang baru bisa menginformasikan usai kejadian tsunami.
“Karena dipicu oleh longsoran bawah laut maka estimasi waktu kedatangan tsunami bisa sangat cepat. Hanya dalam hitungan kurang dari 3 menit, seperti yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, Dwikorita meminta masyarakat yang berada di sepanjang garis pantai di Pulau Seram untuk segera melakukan evakuasi mandiri, apabila merasakan getaran/guncangan tanah atau gempa bumi, tanpa harus menunggu peringatan dini BMKG.***