Hal ini bisa tertangani dengan harga yang sangat normatif dan jika perlu menggunakan subsidi-subsidi tertentu untuk tiga daerah sentra tersebut.
Kedua, Presiden Jokowi memerintahkan Mentan dan Mendag dapat memastikan agar dinamika harga jagung stabil. Menurut Mentan, sentra jagung ada di mana-mana, namun distribusinya perlu dipermudah bagi peternak.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Diisukan Akan Beri Modal Usaha Rp37 Juta, Dapat Dicairkan Lewat BI? Cek Faktanya
Ketiga terkait perlunya regulasi yang bisa melindungi peternak, di mana Presiden Jokowi memerintahkan Mentan dan Mendag secara bersama membangun regulasi bersama.
Suroto yang merupakan peternak ayam pembentang poster ke arah Presiden Jokowi di Blitar kala itu, menyebut bahwa Kepala Negara mengucapkan terima kasih karena tindakannya tersebut.
"(Presiden) berterima kasih, berterima kasih sekali dengan apa yang saya lakukan itu, (menurut Presiden) 'kalau ndak ada kamu yang membentangkan poster, saya ndak akan tahu kondisi di bawah' karena laporan anak buahnya tidak sampai ke atas," kata Suroto di lingkungan istana kepresidenan Jakarta.
Sejumlah perwakilan peternak yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Ketua Pinsar Petelur Nasional Yudianto Yosgiarso, Ketua Koperasi Putera Blitar Sukarman, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Rofi Yasifun dan Suroto yakni peternak ayam petelur yang sempat diamankan petugas karena membentangkan spanduk atau poster saat kunjungan kerja Presiden di Blitar, Jawa Timur.
Untuk diketahui, insiden pembentangan poster keluhan ini terjadi saat Presiden Jokowi datang ke Makam Bung Karno (MBK) di Blitar pada 7 September 2021, seorang pria membentangkan poster saat lewat, poster tersebut bertuliskan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar".
Pria tersebut lalu diamankan setelah rombongan Presiden Jokowi keluar dari Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) Kota Blitar oleh pihak pengamanan.***