Pertamax Naik Harga Rp12.000 per Liter, Indonesia di Nilai Negara Paling Lambat Naikkan Harga BBM

- 1 April 2022, 20:14 WIB
Pertamax Naik Harga Rp12.000 per Liter, Indonesia di Nilai Negara Paling Lambat Naikkan Harga BBM
Pertamax Naik Harga Rp12.000 per Liter, Indonesia di Nilai Negara Paling Lambat Naikkan Harga BBM /Dok Pertamina./

LINGKAR KEDIRI – Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengungkapkan terkait kenaikkan harga BBM nonsubsidi pada jenis Pertamax yang mulai diberlakukan 1 April 2022.

Menko Luhut mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang lambat dalam hal menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jika dibandingkan dengan negara lain.

"Kenaikan kemarin sudah kita putuskan rapat di Istana, hari ini kita kan sudah naik Pertamax ya pada 1 April. Tapi, saya ingin tekankan, seluruh dunia, kemarin paparan saya kepada Presiden, memang kita yang paling lambat menaikkan," ujar Luhut.

Baca Juga: Sudah Bisa Dipesan Mulai Sekarang, Tiket Kereta Api Mudik Sudah Laku 15 Persen

Saat ditemui dalam kunjungannya ke Depo LRT Jabodetabek di Jatimulya, Bekasi Timur pada Jumat, 1 April 2022, Luhut Pandjaitan memaparkan bahwa kenaikkan harga BBM sudah mulai diberlakukan oleh beberapa negara sejak terjadi kelangkaan minyak mentah, yang mana ini juga salah satu dampak dari konflik antara Rusia-Ukraina dan langkanya minyak nabati.

"Memang kelangkaan crude oil karena perang Ukraina dengan Rusia, kemudian kelangkaan juga sekarang sun flower karena tidak ekspor dan impor dari Ukraina dan sanksi (kepada Rusia) itu tadi membuat ini bermasalah," ungkap Luhut lagi.

Baca Juga: Kabar gembira! Presiden Akan Berikan BLT Minyak Goreng, Simak Begini Syaratnya

Menko Luhut juga menyampaikan bahwa Indonesia masih beruntung tidak terimbas dampak yang terlalu besar akibat konflik Rusia-Ukraina. Menurutnya ini karena Indonesia mampu mengelola ekonomi dengan lebih baik.

Akan tetapi, Luhut Binsar juga menyatakan kepada pemerintah harus menentukan pilihan untuk menaikkan harga Pertamax.

Pernyataan Menko tersebut dilandasi lantaran harga minyak dunia dalam APBN sudah tidak terbendung dengan harga minyak di lapangan.

Baca Juga: Sudah Bisa Dipesan Mulai Sekarang, Tiket Kereta Api Mudik Sudah Laku 15 Persen

"Karena kalau tidak (naikkan) harga asumsi crude oil 63 dolar AS di APBN, sekarang ini sudah 98 atau 100 dolar AS. Kalau ditahan terus, jebol nanti Pertamina. Jadi terpaksa kita harus lepas," jelasnya.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Luhut memastikan pemerintah akan berupaya untuk bisa menekan laju kenaikkam harga BBM  nasional dengan dua upaya.

Pertama, dengan memanfaatkan penggunaan mobil listrik untuk mengefisiensikan penggunaan BBM.

Baca Juga: Kabar gembira! Presiden Akan Berikan BLT Minyak Goreng, Simak Begini Syaratnya

"Jadi nanti mobil listrik ini kita dorong karena itu juga menghemat penggunaan fuel (BBM) ke depan,” katanya.
Upaya kedua, langkah efisiensi yang dilakukan yakni dengan pengembangan lumbung padi (food estate).

Luhut juga menjelaskan jika Indonesia mempunayi ketahanan pangan yang kuat, maka bukan tidak mungkin untuk bisa meredam dan menghindari gejolak kenaikkan harga pangan yang terjadi di dunia.

Baca Juga: Kebakaran Depot Minyak Rusia Hingga Memakan Korban, Menjadi Sinyal Ukraina Akan Menang?

"Food estate yang kita buat, Presiden perintahkan kita dorong lagi semua supaya itu bisa menghindari kenaikan harga di dunia ini yang sekarang bergejolak," jelas Menko Luhut.

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah