Marak Kabar Soal Hepatitis Akut, Ahli Kesehatan Ungkap Kasusnya Dalam Sebulan Belum Sebanding Covid-19

- 13 Mei 2022, 15:25 WIB
Ilustrasi virus hepatitis.
Ilustrasi virus hepatitis. /Pixabay/BlenderTimer/

LINGKAR KEDIRI – Masyarakat Indonesia dan bahkan dunia kembali dihebohkan dengan kabar munculnya sebuah penyakit.

Kali ini mengenai penyakit hepatitis misterius yang dikabarkan menyerang usia anak-anak dan berpotensi kematian.

Lebih lanjut, penyakit ini kemudian mulai disebut dengan penyakit hepatitis akut.

 Baca Juga: Sosok Banpol Disebut Mengajak Danu Masuk TKP Terungkap, Terekam Melakukan Ini di Belakang Rumah Tuti dan Amel

Menanggapi kasus penyakit ini, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama memberi pernyataan.

Ia mengatakan jumlah kasus hepatitis akut pada anak tidak sebanding dengan COVID-19 berdasarkan hasil pengamatan situasi dalam sebulan terakhir di sejumlah negara.

"Tentu saja satu penyakit tidak dapat dibandingkan begitu saja dengan penyakit lainnya, banyak faktor berbeda yang mempengaruhinya," ujar Tjandra Yoga Aditama yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, dilansir LingkarKediri dari laman Antara.

 Baca Juga: Moksow Khawatir Kyiv Menyerang Balik, Jembatan Penting di Timur Kharkiv Runtuh Dibom Tentara Rusia

Bahkan, Ia mengatakan COVID-19 pertama terdeteksi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada 31 Desember 2019, dengan diberi nama pada saat itu pneumonia of unknown cause atau radang paru yang belum diketahui penyebabnya.

Satu bulan kemudian, kata Tjandra, pada 30 Januari 2020 WHO menyatakan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia.

Sesuai aturan International Health Regulation (IHR), kata Tjandra, Pada 30 Januari 2020 atau sebulan sesudah dideteksi muncul 19.961 kasus suspek maupun terkonfirmasi.

 Baca Juga: Kirim Bantuan hingga Miliaran Dolar ke Kyiv, Parlemen Rusia Sebut AS Terlibat Langsung dalam Konflik Ukraina

"Juga sudah ditemukan bukti adanya penularan antarmanusia. Lalu, karena kasus terus berkembang dengan berbagai dimensinya, pada 11 Maret 2020 COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO," katanya.

Lebih lanjut, Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu membandingkan dengan kasus hepatitis misterius yang dikhawatirkan sejumlah kalangan berkembang menjadi pandemi.

“Acute hepatitis of unknown aetiology merupakan istilah yang senada dengan pneumonia of unknwon cause di awal Januari 2020 untuk COVID-19, yang dideteksi WHO pada 5 April 2022," katanya.

 Baca Juga: Kekalahan Zelensky Didepan Mata, Pasokan Senjata Barat Menuju Kyiv Hancur di Rudal Iskander Tentara Rusia

Sesudah lebih dari sebulan berjalan, kata Tjandra, jumlah kasus probable di dunia sekitar 300-an pasien.

Data sampai 10 Mei 2022 di dunia tercatat 348 kasus probable dari 21 negara dan 26 kasus diantaranya memerlukan transplantasi hati.

Walaupun COVID-19 dan hepatitis akut tidak bisa dibandingkan secara langsung, kata Tjandra, situasi kasus dalam sebulan sesudah ditemukan menunjukkan jumlah kasus yang berbeda.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x