Ditengah Kabar Akan Terjadi Resesi, Indonesia Dinilai Mampu Mengelola Krisis

- 9 Oktober 2022, 19:28 WIB
Benarkah Presiden Jokowi bisa mengatasi krisis yang terjadi di Indonesia?
Benarkah Presiden Jokowi bisa mengatasi krisis yang terjadi di Indonesia? /Sekretariat Presiden (YouTube)/Tangkap layar kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden

LINGKAR KEDIRI - Saat ini Negara Indonesia dinilai masih mampu mengelola krisis energi melalui kebijakan penebalan subsidi dan perlindungan sosial.

Perekonomian Indonesia dinilai masih cukup tangguh di tengah ketidakpastian akibat rambatan resesi global.

Didukung pendapat sejumlah lembaga internasional, yang memberikan penilaian bahwa prospek ekonomi Indonesia masih akan moncer di tahun ini.

Baca Juga: Ciri-ciri Wanita yang Baik Untuk Dijadikan Istri Menurut Islam

Keyakinan semua pemangku kepentingan ekonomi bangsa tentang prospek ke depan Indonesia pun kian menguat.

Seperti halnya dengan apa yang disampaikan Asian Development Bank (ADB).

Mereka menyebut, jika semula proyeksi ekonomi Indonesia hanya berada di kisaran 5 persen, kini malah naik menjadi 5,4 persen.

World Bank yang mempertahankan ekspektasi pertumbuhan Indonesia di posisi 5 persen.

Baca Juga: Ikatan Cinta 8 Oktober 2022, Salut dengan Andin, Al Jatuh Hati dan Akhirnya Merasakan Puber Kedua?

Tak ketinggalan proyeksi dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang menyebut pertumbuhan Indonesia juga di 5 persen.

International Monetary Fund (IMF) memberikan proyeksi di angka yang lebih tinggi, yakni di 5,3 persen.

Selain itu, pemerintah sendiri juga optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun ini mampu menembus target sebesar 5,2 persen.

Secara umum, Indonesia dinilai masih mampu mengelola krisis energi dengan baik melalui kebijakan penebalan subsidi dan perlindungan sosial.

Baca Juga: Rizky Billar Marah Lemparkan Bola Mengenai Kepala Lesti, Kombes Pol Endra Zulpan: Bisa Pecah!

Sehingga, otoritas negeri ini dipandang relatif mampu menjaga gerak inflasi.

Faktor masih menjanjikannya perekonomian Indonesia juga didukung dengan harga komoditas yang masih tinggi dan mengatrol kinerja ekspor, sehingga berkontribusi lebih besar terhadap produk domestik bruto (PDB).

Demikian juga halnya dengan memuncaknya dampak dari penaikan harga BBM, transmisi pengetatan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI), serta terbatasnya ruang fiskal untuk menebalkan perlindungan sosial.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Haniv Avivu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah