Tahun Depan Erick Thohir Siap Imunisasi Masal untuk Lawan Covid-19

- 7 Agustus 2020, 17:12 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau fasilitas produksi vaksin covid
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau fasilitas produksi vaksin covid /Dhemas Reviyanto

Lingkar Kediri - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional akhir bulan lalu.

Mengutip Pikiran-Rakyat.com, Erick mengaku terkejut dan tertekan saat dibebani tanggung jawab tersebut.

Namun, ia tetap menerima tanggung jawab untuk melaksanakan arahan presiden terkait penanganan virus corona di Indonesia, termasuk soal vaksinnya.

Baca Juga: Turah Parthayana Diduga Melakukan Pelecehan dengan Modus Menonton Film Horor

Erick menuturkan bahwa sebenarnya vaksin yang sedang dipersiapkan pemerintah bisa saja siap pada Januari atau Februari 2021 jika uji klinis berjalan lancar.

"Kuncinya kan protokol untuk vaksin ini harus tetap diikuti," kata dia dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube Najwa Shihab.

Erick juga menjelaskan proses uji klinis yang sedang dijalani saat ini bukan hanya dilakukan oleh Indonesia, tetapi juga berbagai negara di seluruh dunia.

Pemerintah Indonesia sendiri mengandalkan BUMN Biofarma untuk menggelar uji klinis maupun produksi massal vaksin virus corona tersebut.

"Biofarma kerja sama dengan 4-5 lembaga, termasuk yang ada di Eropa, di Amerika, ataupun vaksin merah putih (dari) lembaga Eijkman, BPPT, dan lembaga lain," ungkapnya.

"Saya rasa sesuatu yang realitas ketika negara Tiongkok menemukan vaksinnya terlebih dahulu karena mereka yang pertama kali kena," tutur Erick.

Banyaknya pihak yang dilibatkan dalam pencarian vaksin ini, menurutnya disebabkan oleh kebutuhan imunisasi bagi masyarakat Indonesia yang tidak sedikit.

Baca Juga: Kemenag Perpanjang Paket Kuota Murah Hingga Desember

"Saya rasa tidak mungkin kita bergantung hanya satu negara," jelasnya.

"Kalau dua pertiga bangsa Indonesia harus divaksin, jumlahnya itu 180-190 juta, dan satu kali imunisasi itu tidak cukup. Itu perlu dua kali," tegas Erick.

"Berarti kan jumlahnya lebih dari 300 juta yang harus kita lakukan, masa kita harus tergantung pada satu negara? Ya, justru kita harus berkolaborasi dengan banyak negara," sambungnya.

Demi memenuhi kebutuhan sebanyak itu, Erick mengaku telah mengupayakan penambahan produksi vaksin di Biofarma.

Dengan rekam jejak yang baik dalam penyediaan vaksin, termasuk polio di 150 negara, Biofarma digadang-gadang mampu menghasilkan 250 juta vaksin dalam setahun.

"Kita coba lakukan upgrading di Biofarma. Yang tadinya kapasitasnya 100 juta untuk Covid-19, kita mau jadikan 250 juta di Desember 2020. Alhamdulillah confirm bisa," terangnya.

Adapun imunisasi massal diperkirakan siap diluncurkan tahun depan, jika seluruh prosedur pengujian vaksin berjalan sesuai rencana.***

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Pikiran Rakyat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x