Anggap Pembagian Kuota Untuk SMK Tidak Relevan, KPAI Sarankan Ini pada Kemendikbud

- 30 September 2020, 16:56 WIB
Ilustrasi bantuan Kuota Gratis dari Kemendikbud.
Ilustrasi bantuan Kuota Gratis dari Kemendikbud. /DOK.Telkomsel/Bagikanberita.com

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah menyiapkan anggaran hingga Rp7,2 triliun untuk anggaran pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Pendaftaran untuk kuota gratis untuk bulan September juga sudah usai. Tinggal menunggu kabar apakah bulan depan akan membuka pendaftaran lagi.

Namun, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti menyayangkan bahwa bantuan kuota internet dengan kuota umum 5 GB tidak cukup untuk siswa SMK.

Baca Juga: Masih Ada Harapan, Kemendikbud: Upayakan Buka Lagi Pendaftaran Bantuan Kuota Gratis Oktober Ini

Dilansir dari aman Pikiran-rakyat.com dalam judul Kritisi Soal Kuota Gratis, KPAI Sebut 'Internet 5 GB Tidak Efektif Bagi Siswa SMK untuk PJJ', menurut Retno Lestyarti dengan metode pembelajaran seperti itu, kuota umum 5 GB akan habis kurang dari sepekan.

Kuota umum adalah kuota yang dapat digunakan untuk mengakses seluruh laman dan aplikasi. Sedangkan kuota belajar adalah kuota yang hanya dapat untuk mengakses laman dan aplikasi pembelajaran.

Baca Juga: Kabar Gembira! Begini Kriteria Seniman yang Bakal Dapat BLT Rp1 Juta dari Pemerintah

Siswa di tingkat PAUD akan mendapatkan kuota 20 GB per bulan dan tingkat sekolah dasar dan menengah mendapat 35 GB per bulan. 

Sementara itu, mahasiswa diberikan kuota sebesar 50 GB dengan rincian kuota pembelajaran 45 GB dan kuota umum 5 GB.

Kondisi pembagian kuota internet untuk pembelajaran dan umum itu dianggap tidak cocok bagi siswa sekolah menengah SMK.

Baca Juga: Tragedi Kanigoro, Sisa-Sisa Kisah Kelam G30S di Kediri

Hal ini karena metode pembelajaran SMK lebih banyak praktik yang berkenaan dengan seringnya menggunakan youtube sebagai rujukan belajar.

"Mereka di rumah juga harus divideokan dan harus dikirim juga. Jadi bagi kami, kuota umum akan lebih bermanfaat bagi anak SMK," jelasnya.

Retno mengatakan, apabila pemberian kuota umum ditambahkan secara cuma-cuma pada siswa SMK, kecil kemungkinan para siswa akan menyalahgunakan.

Sebab kebutuhan akan kuota internet untuk menunjang pembelajaran memang cukup tinggi.

"Mereka kan belajar skill, jadi nggak bisa praktik. jadi mereka harus lihat video, video itu ada di Youtube. Youtube tidak termasuk aplikasi yang ada di dalam kuota belajar," tutur dia.***

Editor: Ajeng Eka Illahianty

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x