LINGKAR KEDIRI- Demo besar-besaran menolak UU Cipta Kerja yang terjadi di beberapa daerah pada 8 Oktober lalu cukup memprihatinkankan. Pasalnya, bukan hanya menyebabkan kerugian materil yang cukup banyak, peserta demo kali ini ternyata justru didominasi oleh para pelajar.
Dilansir dari laman rri.co.id, data tersebut disampaikan oleh Direktur Intelkam Polda Jatim Kombes Pol Slamet Hariyadi. Ditemukan ada sekitar 65 hingga 70 persen pelajar SMA dan SMK pada demo 8 Oktober lalu.
Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini Untuk Referensi Makanan Hingga Kecantikan
Menindaklanjuti temuan tersebut, Kombes Pol Slamet Hariyadi membuka peluang sinergi dan koordinasi pada Dinas Pendidikan dan Sekolah-sekolah untuk melakukan pengawasan kepada para pelajar. Sinergi tersebut bisa melalui Polsek atau Polres terdekat.
Selain itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi berdasarkan arahan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah memberikan himbauan kepada para Kepala Sekolah dan guru untuk meningkatkan pantauan terhadap siswa.
Baca Juga: Kabar Baik! Presentase Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Menurun Hingga 19,17 Persen
Pemantauan baiknya dilakukan pada jam 10.00 hingga 14.00 WIB. Dilakukan dengan cara bergabung grup whatsapp pelajar yang nantinya dapat mempermudah pemantauan.
Hal serupa juga terjadi di Jakarta, Polres Metro Jakarta Utara menemukan 2 pelajar Sekolah Dasar (SD) pada peserta demo diantara 155 pemuda yang berhasil diamankan. Selain itu ada 11 pelajar SMP, 57 pelajar SMA, 5 orang putus sekolah, empat mahasiswa, 36 buruh dan 40 orang pengangguran.***
(RRI/Anik Hasanah/Ryan Suryadi)