Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Baca Juga: Mangkrak 3,5 Tahun, Kasus Habib Rizieq Harus Lanjut, Henry Yosodiningrat: Sekarang Tidak Ada Alasan!
Ayah, dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Hmm
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia.
Baca Juga: Megawati Bilang Jakarta 'Amburadul', Begini Respon Wagub DKI, Elit PDIP, Guru Besar dan Pengamat
Lagu tersebut menggambarkan bagaimana bagaimana kerinduan seorang anak akan kehadiran pahlawan dalam keluarganya.
Letih yang selalu terpendam, panas matahari tak mengubur semangat seorang ayah.