Semalam, Gempa M5 Guncang Bengkulu, Warga Harap Waspada Bahaya Hidrometeorologi hingga 26 November

- 22 November 2020, 15:50 WIB
Peta guncangan gempa yang terjadi dengan kekuatan 5.0 magnitudo di 55 km barat daya Bengkulu.
Peta guncangan gempa yang terjadi dengan kekuatan 5.0 magnitudo di 55 km barat daya Bengkulu. /Telegram/@InaTEWS_BMKG

LINGKAR KEDIRI – Gempa bumi magnitudo 5,0 guncang Bengkulu pada Sabtu malam, 21 November 2020 pukul 23.58 WIB. Gempa tersebut sempat membuat panik warga hingga keluar rumah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi gempa tersebut terjadi di 56 km barat daya Seluma, Provinsi Bengkulu. Adapun sumber gempa berada pada kedalaman 10 km.

Mengutip dari  laman BNPB, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu, gempa dirasakan sedang di sekitar wilayah kota Bengkulu selama 2 detik.

Baca Juga: Benarkah Minum Air 8 Gelas Sehari Sudah Cukup? Berikut Aturan Idealnya

Baca Juga: Daebak! 15 MV Debut K-Pop Ini Paling Banyak Ditonton Dalam 24 Jam Pertama, Siapa Saja Mereka?

Sementara itu, tidak ada laporan dampak pasca kejadian semalam, dan BPBD juga terus melukakan monitoring situasi masyarakat usai gempa.

Kota Bengkulu termasuk wilayah dengan tingkat bahaya sedang hingga tinggi terhadap potensi gempa bumi. Berdasarkan analisis InaRISK, Kota Bengkulu memiliki 9 kecamatan dengan luas 18.671 hektar yang berada pada kawasan bahaya gempa.

Selain kewaspadaan pada potensi gempa dan tsunami, warga Kota Bengkulu juga diimbau untuk waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor hingga terjangan angin kencang.

Baca Juga: Terlalu Baik 6 Zodiak Ini Paling Empati, Salah Satunya Gemini Rela Korbankan Perasannya

Baca Juga: 15 Kutipan Romantis Ungkapan Perasaan Terdalam, No.6 Paling Bikin Baper!

Sementara itu, berdasarkan laporan BMKG, dalam pekan depan yakni 21 November hingga 26 November, Bengkulu masuk ke dalam salah satu wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem.

Mengutip dari laman Antara, pantauan BMKG menyebut cuaca ekstrem yang terjadi merupakan akibat dari sirkulasi siklonik yang berada di Samudra Hindia barat Aceh, barat Bengkulu, dan di selat Karimata yang membentuk daerah pertemuan/perlambatan (konvergensi).

Situasi tersebut juga memanjang di perairan utara Aceh, yakni Sumatra Utara hingga perairan barat Bengkulu, selat Karimata bagian utara, serta dari Kalimantan Tengah hingga Selat Karimata bagian selatan.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: BMKG BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah