Ngeri! Berwujud Tujuh Hantu, Pantai di Riau ini Kerap Dijadikan Sebagai Ajang Uji Nyali

- 15 Januari 2021, 18:40 WIB
Ilustrasi ombak di pantai.
Ilustrasi ombak di pantai. /Pixabay/Free-Photos

LINGKAR KEDIRI – Saat sedang berwisata ke pantai, tak jarang para pengunjung menikmati keindahan ombak yang bergulung mulai menari menghampiri pesisir pantai.

Namun ada yang berbeda dengan ombak satu ini. Tepat berada di Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Di sungai itu, kamu dapat melihat menemui satu fenomena alam berupa ombak besar bergulung-gulung di sungai yang disebut Bono.

Baca Juga: Ini Loh Bakat Terpendam Dirimu Berdasarkan Hari Kelahiran Pasaran Jawa, Pahing Cocok Jadi Pengusaha

Baca Juga: Jangan Sampai Molor! Berikut Usia Ideal Untuk Menikah Berdasarkan Neptu Weton Anda

Bono terjadi karena adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat air pasang (tidal bore). 

Ketinggian ombak tersebut bisa mencapai ketinggian 4 hingga 5 meter.

Ombak tersebut  bergerak dari muara di Desa Pulau Muda menuju Desa Teluk Meranti dan Tanjung Mentangor.

Baca Juga: Terkenal Jago Rias, Jennie Bakal Larang Rose BLACKPINK Merias Wajahnya Saat Menikah

Dilansir dari laman Indonesia.go.id, Jarak yang ditempuh Bono ini adalah sejauh 50-60 kilometer (km) menyisir sepanjang daerah aliran sungai (DAS) dengan kecepatan rata-rata 40 km per jam.

Semakin menjauh dari muara, maka tinggi ombak akan semakin mengecil tak lebih dari 70 sentimeter hingga 1 meter.

Ombak ini memiliki keunikan tersendiri yaitu mampu bergilir berlawanan dengan arus sungai.

Baca Juga: Jin Mengeluh Asrama BTS Banyak Nyamuk, Para Anggota Ungkap Momen Pertama kali Bertemu

Ombak Bono bisa mencapai panjang 200 meter hingga 2 kilometer mengikuti lebar sungai. 

Dalam sebuah kisah Sentadu Gunung Laut yang merupakan cerita masyarakat Melayu lama, ombak Bono terjadi karena perwujudan tujuh hantu yang sering menghancurkan sampan maupun kapal yang melintasi Sungai Kampar.

Hantu tersebut berwujud ke dalam bentuk  tujuh jenis gulungan ombak mulai dari gulungan ombak terbesar di bagian depan diikuti enam gulungan ombak di belakangnya dengan tinggi ombak lebih kecil.

Baca Juga: Lebih dari 100 Warga Harus Mengungsi Akibat Banjir, BPBD Jember: Dibutuhkan Segera Logistik

Untuk dapat melewati ombak Bono harus diadakan semah, semacam upacara di waktu pagi atau siang hari dipimpin tetua adat setempat dengan maksud agar selamat saat berhadapan dengan Ombak Bono.

Ombak Bono juga dijadikan ajang uji nyali bagi setiap pendekar Melayu pesisir untuk meningkatkan keahlian bertarung mereka. Bono sendiri dalam bahasa masyarakat setempat berarti berani.

Baca Juga: Wanita Pemilik 4 Zodiak Ini Selalu Bisa Bikin Pria Klepek-klepek, Aquarius Ratunya Bikin Penasaran

Sementara menurut Guntur Adhi Rahmawan, peneliti lingkungan pesisir dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kelautan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menjelaskan adanya pertemuan tiga arus di mulut muara, yaitu dari Sungai Kampar, Selat Malaka, dan Laut China Selatan, telah menciptakan tidal bore bernama Bono.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x