Ketua PGRI: Pendidikan Mundur Karena Abaikan Nasihat Ki Hajar Dewantara dan Sibuk Ngurusi Administratif

3 Mei 2021, 05:39 WIB
Ki Hadjar Dewantara /Tangkapan layar kanal YouTube P3GTK Kemenedikbud/

 

LINGKAR KEDIRI - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan bahwa pendidikan mengalami kemunduran karena akibat mengabaikan nasihat Ki Hajar Dewantara.

“Ki Hadjar Dewantara sudah mengajarkan orientasi bangsa yang sangat jelas dan futuristik, melihat jauh ke depan. Tapi kita terlanjur mengabaikan bahkan melupakan nasihat bijak pendiri bangsa, sehingga pendidikan kita mengalami kemunduran. Kemunduran pendidikan karena terlalu sibuk membahas masalah-masalah administratif pendidikan mulai dari kurikulum, penggunaan anggaran, sistem evaluasi dan kelulusan, dana bantuan sekolah, dan berbagai persoalan lainnya,” ujarnya pada Minggu 2 Mei 2021 di Jakarta.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan 3 Mei 2021, Gemini Butuh Tidur Teratur, Leo Luangkan Waktu Untuk Berolahraga

Dilansir dari Lingkar-Kediri.com dari Antara, Ki Hajar merupakan pahlawan nasional asal Yogyakarta, yang lahir pada 2 Mei 1889 di mana tanggal kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional untuk menghormati jasa-jasanya di bidang pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara dijuluki Bapak Pendidikan Nasional karena mendirikan sebuah sekolah bernama Perguruan Nasional Taman Siswa atau bisa disebut Taman Siswa dan menjadi Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pertama Indonesia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 3 Mei 2021, Sagitarius Suasana Hatinya Bahagia, Capricorn Bagilah Ide-ide Kreatifmu

Menurut Unifah, masalah besar yang dihadapi pendidikan sekarang adalah hilangnya makna atau roh pendidikan dalam kehidupan berbangsa.

Pendidikan dikerdilkan menjadi sekadar akademis atau intelektualitas semata. Sementara rohnya pendidikan, hakikat pendidikan dilupakan.

Baca Juga: Langkah Jadikan Habib Rizieq Menteri Agama di 2024 Sebagai Kepiawaian Jokowi? Begini Ramalan Denny Darko

“Menyalahkan guru dalam kondisi seperti ini, juga sangat keliru. Guru sejak awal 'dijebak' dalam persoalan administratif serta dikejar target kurikulum yang sangat menguras tenaga. Guru misalnya, harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan melakukan analisis hasil ulangan (AHU) yang membutuhkan konsentrasi tinggi,” ujarnya.

Unifah juga menjelaskan, selain itu guru juga menyusun silabus, membedah kisi-kisi soal ujian tengah semester (UAS) serta sejumlah hal lain yang sangat administratif, menyita waktu dan menguras tenaga.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan 3 Mei 2021, Sagitarius Harus Menghindari Junk Food, Pisces Perbaiki Pola Makanmu

Di sisi lain kesejahteraan guru dan peningkatan mutu guru melalui pelatihan periodik yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah, masih kurang diperhatikan secara serius.

Unifah menambahkan, dibutuhkan segera akan pembenahan serius di dunia pendidikan, karena maraknya kebijakan pendidikan yang menimbulkan kegaduhan, penyusunan peta jalan pendidikan yang pragmatis, dan perhatian yang sangat minim kepada guru, guru 3T (tertinggal, terdepan dan terluar), persoalan kesejahteraan dan kualitas yang jauh tersentuh.

Baca Juga: Benarkah Proyek Besar Arab Saudi ‘Green Riyadh Project’ Merupakan Tanda Kiamat Sudah Dekat? Simak Selengkapnya

Menurut dia, disisi lain pada masa pandemi Covid-19, pemberian vaksin bagi para pendidik dan tenaga kependidikan merupakan langkah penting untuk memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) dapat berlangsung aman.

PGRI berharap agar pemerintah, pemerintah daerah sangat serius menyiapkan secara hati-hati PTM demi keselamatan dan keamanan peserta didik, pendidik, orang tua, dan masyarakat.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler