LINGKAR KEDIRI - Baru-baru ini dikabarkan bahwa pulau Jawa akan dilanda gempa yang memicu tsunami hingga 20 meter.
Tsunami dengan ketinggian 20 meter ini dikatakan dipicu dari gempa megathrust. Latas saja hal ini membuat takut masyarakat.
Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) melalui rilisnya pada 25 September 2020 menyayangkan hal ini.
Baca Juga: Prediksi Tsunami 20 Meter di Pulau Jawa Belum Tentu Terjadi, Ini Penjelasannya
Seharusnya semua pihak fokus pada upaya mitigasi bukan pada dampak yang ditimbulkan, karena kajian ini baru mampu memprediksi potensi.
Dalam hal ini skenario yang yang disuguhkan adalah gambaran terburuk dari peristiwa yang mungkin terjadi.
Namun, bagi sebagian orang awam istilah-istilah yang muncul sebagi penjelasan justru semakin membuat ketakutan. Berikut penjelasannya agar tidak salah paham.
1. Gempa Megathrust
Dilansir dari ilmugeografi.com, megathrust adalah julukan atau sebutan untuk daerah atau lokasi subduksi, yaitu kondisi dimana lempeng satu mendorong lempeng-lempeng yang lainnya sehingga akhirnya terjadi subduksi dan gempa.
Hal ini menyebabkan lempeng yang satu bergerak naik dan yang lainnya bergerak turun.
Karena gempa Megathrust terjadi di dataran dekat bumi dan pada lempengan yang dangkal, akhirnya gempa ini memiliki skala atau kekuatan yang sangat besar.
Skala gempanya bisa mulai dari 8,0 SR ; 9,0 SR ; bahkan para ilmuwan juga pernah memprediksi jika Megathrust bisa lebih parah dari 9,0 SR.
2. Zona Megathrust
Zona Megathrust adalah area yang memungkinkan terjadi subdiksi dan gempa yang memiliki jangkuan luas dan besar.
Di Indonesia zona megathrust dibagi menjadi 3 zona besar yaitu Andaman Megathrust, Sumatra Megathrust, dan juga Java Megathrust.
Jangkauannya sekitar lebih dari 5.500 km yang dimulai dari utara Myanmar, ke barat daya di wilayah Sumatra, lalu berlanjut ke selatan Jawa dan juga Bali, dan berakhir di negara Australia.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 10 Ditutup Hari Ini, Tujuh Profesi Ini Dipastikan Tidak akan Lolos
Disinilah salah satu tempat pertemuan lempeng Eurasia yang ditabrak atau dihujam oleh lempeng Indo-Australia.
3. Tsunami
Menurut KBBI, tsunami adalah gelombang laut dahsyat berupa gelombang pasang yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung api di dasar laut.
Besar gelombang yang tidak biasa ini menyebabkan pantai, bangunan, serta benda apapun disekitarnya terhantam, tenggelam, dan terseret arus.
Biasanya ditandai dengan air laut yang tiba-tiba surut setelah terjadi gempa.
Perlu diingat, bahwa gelombang pertama bukanlah gelombang yang paling besar, namun gelombang-gelombang berikutnya perlu diwaspadai hingga gelombang laut benar-benar normal kembali.
4. Mitigasi
Berdasarkan Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Baca Juga: Obati Kangen! Avatar 2 Bocorkan Tanggal Rilis, Berikut Ini Jadwalnya
Tujuannya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan, dan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.
5. Potensi
Sesuai dengan KBBI, potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
Dalam hal ini gempa megathrust mempunya kemampuan yang memungkinkan untuk berkembang dan menjadi tsunami.
6. Skenario
Berbeda dengan makna harfiah dalam KBBI yang mengartikan skelanrio adalah rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci.
Skenario yang dimaksudkan dalam peristiwa ini adalah rincian gambaran peristiwa yang mungkin terjadi saat prediksi terjadi.
Agar tidak salah memahami, masyarakat sangat perlu untuk mengetahui hal ini. Berita ini dikutip dari Portal Jember Pikiran-Rakyat.com "Jangan Salah, Begini Pengertian Gempa Megathrust, Tsunami, Mitigasi, Potensi, dan Skenario".***(Alim Hajar Ikramah)