Setelah perlombaan tersebut berlangsung dan terkumpul sekitar 70 surat dengan penulisan terbaik.
Kemudian surat-surat dengan tulisan terbaik tersebut dikumpulkan jadi satu dan dijadikan sebuah karya berupa buku.
Dari situlah timbul banyak pertanyaan dari masyarakat perihal perayaan untuk memperingati hari ayah nasional seperti yang dilakukan pada saat hari ibu.
Dari pertanyaan-pernyatanyaan yang dilontarkan oleh para masyarakat itulah, akhirnya PPIP mencari informasi perihal peringatan hari raya di Indonesia.
Namun pencarian tersebut berujung nestapa karena PPIP tidak menemukan informasi terkait hal yang dimaksud, dan melakukan kunjungan kehormatan ke DPRD Kota Surakarta.
Setelah itu PPPIP bermaksud untuk meminta izin untuk menetapkan tanggal agar dapat dijadikan sebagai perayaan hari ayah jika memang hal tersebut belum ada.
Akan tetapi saat itu permintaan tersebut belum mendapatkan hasil yang memuaskan, hingga suatu ketika PPIP menetapkan tanggal 12 November sebagai hari ayah Nasional, tentunya dengan proses yang sangat panjang didalamnya.
Pernyataan hari ayah nasional tersebut bertepatan dengan hari kesehatan yang bersemboyan “Semoga bapak bijak, ayah sehat, papah jaya”.