Cara Licik PKI Menghabisi Nyawa Para Ulama hingga Bocah Kelas 6 SD Pukul Kepala Tentara PKI

- 28 September 2022, 09:43 WIB
Pembunuhan ulama terkemuka Madiun oleh PKI dan sosok anak pemberani
Pembunuhan ulama terkemuka Madiun oleh PKI dan sosok anak pemberani /Pixabay/

LINGKAR KEDIRI - Pemberontakan PKI telah membuat berbagai elemen masyarakat merasakan kepedihan mendalam.

Bahkan ulama terkemuka, Kyai Sulaiman Zuhdi yang semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang sangat akrab dengan warganya juga menjadi korban kebringasan PKI.

Kyai Sulaiman yang senang membenahi listrik rusak itu, suatu ketika  mendapatkan undangan rapat dari PKI.

Baca Juga: Sering Bosan Sendirian di Rumah? 5 Kegiatan Ini Bantu Naikkan Mood Kamu, Patut Dicoba Segera

Namun setelah undangan rapat itu didatangi, ternyata adalah sebuah kebohongan besar.

Kyai Sulaiman Zuhdi justru dikubur hidup-hidup oleh anggota PKI. Dalam pembunuhan itu, Kyai Sulaiman dikubur dan dilempari batu.

Sebelum meninggal, Kyai Sulaiman sempat mengucap kalimat tauhid.

Dan karena kekaromahannya, setelah terjadi pembunuhan itu, suara dzikir itu masih didengar para warga selama tujuh hari.

Namun mereka tidak tahu dimana asal suara dzikir itu berasal.

Keluarga besar Pesantren di Mojopurno Madiun pun berduka, lebih sedih lagi manakala Kyai mereka belum juga ditemukan.

Baca Juga: Alasan Sebenarnya Pembunuhan Brigadir J Terungkap, Kamaruddin Simanjutak Justru Dikabarkan Mundur

Lokasi pembunuhan itu memang sangat dirahasiakan oleh PKI, masyarakat dan para santri pun sudah putus asa mencari-cari tidak ketemu.

Namun, Allah yang Maha Besar dan Maha Tahu akan senantiasa memberikan petunjuk dan memberikan pertolongan kepada hamba-hambanya dengan cara yang tidak diduga.

Dan akhirnya lokasi pembantaian itu diketahui 100 hari kemudian.

Lokasi pembunuhan itu diketahui karena ada seorang anggota tentara FDR yang kesurupan dan mengakui bahwa ia ikut melakukan pembantaian di Sumbersuko.

Anggota PKI ini akhirnya diinterogasi dan menunjukkan dimana lokasi pembantaian itu berada.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 27 September 2022, Al dan Rendi Terus Mencari, Elsa Tak Selamat?

Masyarakat dan keluarga korban pun berbondong-bondong menuju lokasi yang telah ditemukan.

Mereka geram, marah dan sedih, salah satu ungkapan amarah warga nampak pada Soemarsono Giri seorang bocah kelas 6 SD yang kehilangan ayahnya.

Begitu mendengar cerita anggota PKI yang mengikuti pencarian itu, Soemarno Giri langsung mendatanginya.

Ia ingin tahu bagaimana nasib ayahnya begitu bertemu dengan orang PKI itu.

Belum selesai mendengarkan cerita, bocah kecil itupun tidak dapat menahan amarahnya dan ia langsung memukul kepala tentara PKI.

Namun demikian, penggalian belum bisa dilakukan karena pada tanggal 11 Desember 1948 atau tiga bulan setelah peristiwa itu Belanda melakukan aksi kedua yang dikenal dengan agresi militer ke-2.

Penggalian sumur baru dilakukan pada awal tahun 1950, selain Kyai Sulaiman beberapa kyai dan santri dari Pesantren Sabilil Muttaqien Takeran juga menjadi korban.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Sering Menghabiskan Waktu dengan Tuti dan Amel, Pria Ini Sebut: Mustahil Yoris Tidak Tahu-menahu

Disebutkan, jasad para korban telah dipindahkan, sementara Kyai Sulaiman beserta beberapa korban lainnya dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Kota Madiun.

Di lokasi sumur itu, saat ini berdiri tegak monumen yang bertuliskan tempat mati syahid para pahlawan korban pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948, disebelahnya terdapat marmer bertuliskan daftar nama-nama korban.

Tidak jauh dari Monumen ini juga terdapat gerbong Kereta Kertapati yang dahulu digunakan untuk mengangkut para korban.

Itulah sekelumit kisah tentang kebiadaban PKI Madiun pada tahun 1948.***

Editor: Haniv Avivu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x