Network
LINGKAR KEDIRI- Bulan Oktober adalah masa peralihan dari musim kemarau menjadi musim hujan. Di bulan ini biasa disebut dengan pancaroba.
Beberapa hari lalu tepatnya 3 Oktober 2020, BMKG telah merilis mulai berkembangnya kegiatan anomali La Nina di Samudera Pasifik.
Berdasarkan catatan historis, menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya.
Baca Juga: Ramai Soal La Nina, Cek 3 Tanda- Tanda Terjadinya La Nina
"Namun demikian dampak La Nina bisa berbeda-beda di seluruh Indonesia. Pada Bulan Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera," ungkap Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal.
Terbukti ketika memasuki musim hujan seperti saat ini, kondisi prakiraan cuaca pada 5 hingga 6 Oktober 2020 sebagian besar wilayah Jawa Timur berawan hingga hujan intensitas sedang.
BMKG merilis peringatan dini bagi warga Jawa Timur agar mewaspadai terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat.
Baca Juga: Ternyata ini, Prakiraan Lokasi Terdampak La Nina di Indonesia
Kondisi ini diperkirakan terjadi pada siang hingga sore di wilayah Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, dan Banyuwangi.
