LINGKAR KEDIRI – Sejak akhir 2020, banyak kabar dan narasi beredar yang menyebutkan bahwa Sinovac merupakan vaksin COVD-19 yang memiliki efektivitas paling rendah.
Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) diklaim telah melakukan perbandingan pada 10 jenis vaksin virus corona dari berbagai perusahaan farmasi global.
Perbandingan tersebut menyatakan bahwa WHO menempatkan Sinovac pada urutan ke-10 atau yang terakhir.
Baca Juga: Facebook, Instagram, dan Twitter Blokir Sementara Akun Presiden Donald Trump, Ini Penyebabnya!
Baca Juga: Ide Ditengah Pandemi, Berikut Resep Pai Cokelat Goyang Lidah, Nikmatnya Bikin Nagih!
Dengan demikian, posisi tersebut menunjukkan bahwa Sinovac merupakan vaksin COVID-19 dengan efektivitas paling rendah.
Dilansir dari laman Turn Back Hoax yang dipublikasikan pada 1 Januari 2021, pernyataan tersebut salah satunya diunggah oleh akun instagram @wawsehat.
“Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa vaksin Sinovac adalah vaksin yang paling lemah. Hal tersebut diungkapkan WHO setelah melakukan perbandingan 10 jenis vaksin COVID-19 yang siap diedarkan,” demikian tulis akun tersebut.
Baca Juga: Sidang Sengketa Pilkada 26 Januari 2021, Begini yang Dipersiapkan Bawaslu
Lantas apakah benar klaim bahwa Sinovac merupakan vaksin dengan efektivitas paling rendah dalam menangkal COVID-19?
Dilansir dari laman Antara, juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Lucia Rizka Andalusia membantah bahwa Sinovac merupakan vaksin yang memiliki kualitas paling lemah di antara kandidat vaksin lainnya.
Disebutkan pula melalui laman covid19.go.id bahwa hingga saat ini, tidak terdapat dokumen dan informasi resmi dari WHO yang membandingkan respon imunitas 10 kandidat vaksin atau pernyataan bahwa vaksin Sinovac memiliki efektivitas rendah.
Baca Juga: Modus Dengan Menggunakan Bungkus Sabun, Polres Sampang Tangkap Pelaku Penyelundupan Narkoba
Dengan demikian, klaim yang menyebutkan bahwa Sinovac merupakan vaksin COVID-19 paling rendah tidaklah benar alias hoaks.***