3 Maret 2021 Diperingati sebagai Hari Margasatwa Dunia, ini Fakta dan Sejarah Pentingnya

3 Maret 2021, 10:02 WIB
Setiap tahunya tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Margasatwa Sedunia atau Hari Flora dan Fauna Sedunia /Balouriarajesh /Pixabay

LINGKAR KEDIRI - Hari Margasatwa Dunia yang jatuh pada Tanggal 3 Maret adalah salah satu hari terpenting yang diperingati oleh PBB. 

Peringatan ini bermula pada tanggal 20 Desember 2013, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tanggal 3 Maret sebagai Hari Margasatwa Dunia.

Pada sesi ke-68, PBB memutuskan untuk mendedikasikan hari ketiga bulan Maret untuk merayakan satwa liar di seluruh dunia dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim.

Baca Juga: Kepribadian Seseorang Lahir di Tanggal 3 Maret Miliki Banyak Kelebihan, dari Cerdas Hingga Adil

Tanggal 3 Maret memiliki kepentingan khusus karena pada hari ini di tahun 1973 sebuah Konvensi tentang Perdagangan Internasional Spesies Flora dan Fauna Liar yang Terancam Punah  diadakan. 

Dilansir dari situs resmi PBB, Hari Margasatwa Dunia akan dirayakan pada tahun 2021 dengan tema "Hutan dan Mata Pencaharian: Mempertahankan Manusia dan Planet".

Hari tersebut akan ditandai untuk menyoroti peran sentral hutan, spesies hutan, dan jasa ekosistem dalam mempertahankan mata pencaharian ratusan juta orang di seluruh dunia.

Acara ini secara khusus akan berfokus pada masyarakat adat dan lokal yang memiliki ikatan bersejarah dengan hutan dan kawasan yang berdekatan dengan hutan.

Baca Juga: 3 Maret 2021 Diperingati sebagai Hari Flora dan Fauna Sedunia, Begini Sejarahnya

Tema Hari Margasatwa Dunia 2021 adalah yang spesial karena sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dan komitmen mereka yang luas untuk mengentaskan kemiskinan, memastikan penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, dan melestarikan tanah kehidupan.

Menurut PBB, antara 200 dan 350 juta orang tinggal di dalam atau berdekatan dengan kawasan hutan di seluruh dunia.

Masyarakat ini sangat bergantung pada berbagai jasa ekosistem yang disediakan oleh hutan dan spesies hutan untuk mata pencaharian mereka.

Baca Juga: Pelecehan Seksual di Gereja Prancis Capai Angka 10 Ribu, Begini Penyelidikan dari Lembaga Independen

Bahkan, mereka menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan paling dasar mereka, termasuk pangan, papan, energi dan obat-obatan.

Meski diabaikan oleh sebagian besar masyarakat sipil, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat adat dan masyarakat lokal berada di garis depan hubungan simbiosis antara manusia dan hutan.

Sekitar 28% dari permukaan tanah dunia saat ini dikelola oleh masyarakat adat sesuai laporan PBB. Ini termasuk beberapa hutan yang paling utuh secara ekologis di planet ini.

Baca Juga: Ikatan Cinta 3 Maret 2021: Turuti Saran Al, Angga Sukses Bikin Michi Rindu dan Khawatir

Masalah yang dihadapi komunitas-komunitas ini sekarang, termasuk perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan yang diperparah adalah pandemi COVID-19.

Hari Margasatwa Dunia biasanya dirayakan dengan acara tingkat tinggi di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.

Namun tahun ini pandemi COVID-19 menjadi tantangan serius bagi perayaan 2021, yang sekarang akan sepenuhnya virtual.

Baca Juga: Pakar Politik Berharap Dukungan AS untuk Turki Diteruskan, Gejolak Turki dengan Iran di Irak Kian Memanas

PBB akan mengadakan acara online, mempertemukan perwakilan Negara Anggota PBB, organisasi Sistem PBB dan perjanjian lingkungan multilateral, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Diskusi akan berkisar pada tema "Hutan dan Mata Pencaharian: Mempertahankan Manusia dan Planet".

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Republicworld

Tags

Terkini

Terpopuler