LINGKAR KEDIRI – Beberapa hari lalu Presiden Emmanuel Macron mendapat tamparan dari salah satu warganya saat beliau sedang mengulurkan tangannya diantara kerumuruman kecil.
Pelaku berhasil diamankan. Ia mengaku jijik dengan kampanye dan kebijakan politik Emmanuel Macron.
“Ketika saya melihat tampang ramahnya (Emmanuel Macron) yang palsu, saya merasa jijik, dan saya bereaksi dengan aksi kekerasan,” ujar Tarel.
Baca Juga: Kenali Tanda Keterlambatan Berbicara Anak, Jangan Biarkan Bisa Jadi Gangguan Serius!
Namun, sebenarnya Tarel tak berniat menampar Emmanuel Macron dalam insiden tersebut.
Bahkan, pria berusia 28 tahun ingin melakukan aksi lain kepada Emmanuel Macron seperti melempat telur atau kue puding.
Rencana itu telah direncanakan bersama temannya.
Baca Juga: Konsumsi 1 Sendok Madu Setiap Hari dan Inilah yang Akan Terjadi pada Jantung Anda, Begini Manfaatnya
Tarel mengurung niatnya ketika Presiden Emmanuel Macron mendekatinya dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
“Itu adalah reaksi yang impuslif, saya sendiri terkejut dengan tindakan saya,” ujar Tarel.
Menurut Tarel orang ternama di Perancis tersebut memberikan gambaran mengenai kemunduran Perancis.
“Saya pikir Emmanuel Macron menggambarkan kemunduran negara kita,” tutur Tarel.
Dua hari setelah terjadinya insiden tersebut, Tarel diadili di pengadilan kota Valence, Perancis Tenggara.
Sedangkan 14 bulan merupakan penangguhan masa percobaan dua tahun yang meliputi konseling psikologis.
Aksi Tarel menampar Presiden Emmanuel Macronmembuatnya tak mendapatkan jabatan dalam pemerintahan Perancis seumur hidupnya, dilarang memiliki senjata dan kehilangan hak sipilnya selama tiga tahun.
Sebelumnya artikel ini pernah tayang di bekasi.pikiran-rakyat.com dengan judul “Penampar Presiden Prancis Emmanuel Macron Dibui 4 Bulan, Ngaku Jijikdengan Tampang Ramahnya yang Palsu”.***