Australia Jalin Kesepakatan dengan AS dan Inggris, China Siap Luncurkan Senjata Nuklir  

25 September 2021, 19:28 WIB
Australia Jalin Kesepakatan dengan AS dan Inggris, China Siap Luncurkan Senjata Nuklir /Reuters

 

LINGKAR KEDIRI - Australia, Inggris, dan Amerika Serikat telah menyetujui kesepakatan kapal selam nuklir baru dalam perjanjian AUKUS, hal tersebut dianggap berkaitan dengan agresi China di Indo-Pasifik.

Aliansi tersebut menyita perhatian seorang Diplomat senior China, ia mengatakan bahwa negara China tersebut harus meninggalkan kebijakan untuk penggunaan senjata nuklir.

Dikutip Lingkar Kediri dari Express pada Sabtu, 25 September 2021. Sha Zukang, mantan duta besar untuk PBB, mengatakan bahwa China harus memeriksa kembali dan menyempurnakan pendekatannya terhadap senjata nuklir.

Baca Juga: Kalian Wajib Tahu! Cara Ampuh Menangkal Santet dan Sihir Dengan Sederhana, Salah Satunya Memelihara Kucing

"Tidak ada penggunaan pertama, harus dilakukan, karena Amerika membangun aliansi militer baru dan meningkatkan kehadiran militernya di lingkungan kami, kecuali negosiasi China-Amerika setuju bahwa tidak ada pihak yang akan menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu,” ujar Sha Zukang.

Zukang juga menambahkan bahwa di masa depan China akan dianggap sebagai pesaing berat Amerika.

“Untuk beberapa waktu di masa depan, Amerika Serikat akan melihat China sebagai pesaing utamanya dan bahkan musuhnya," imbuhnya.

Baca Juga: Sinopsis Film Ender’s Game, Aksi Bocah Cerdik Lawan Teror Alien yang Mengancam Bumi

Perlu diketahui, China merupakan negara kelima yang mengembangkan persenjataan nuklir, negara tersebut memiliki persenjataan antara 250 hingga 350 misil.

Editor Global Times Hu Xijin berpendapat bahwa pasukan tentara harus memperbesar persenjataannya menjadi 1.000 hulu ledak.

 “Kita perlu memiliki persenjataan senjata nuklir yang lebih besar untuk mengekang ambisi strategis Amerika dan tekanannya terhadap China, Anda tidak memohon untuk hidup berdampingan secara damai antar negara, tetapi Anda membutuhkan alat strategis untuk membentuknya,” ucap HU Xijin sebagaimana dikutip Lingkar Kediri dari express.co.uk.

Baca Juga: Cara Mudah Mendeteksi Santet dan Teluh yang Menyerang Anda, Hanya dengan Kopi Hitam

Konflik ini terjadi setelah Amerika Serikat, Inggris dan Australia mengumumkan Perjanjian AUKUS yang merupakan kemitraan strategis antara tiga negara yang akan melengkapi Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pihaknya telah bersepakat dengan AS dan Inggris, tetapi menekankan bahwa kawasan Canberra tidak ingin memulai konflik senjata nuklir.

“Biar saya perjelas,  Australia tidak berusaha untuk membangun industri nuklir atau membangun kemampuan nuklir, dan kami akan terus memenuhi semua kewajiban non-proliferasi nuklir kami," ujar Scott Morisson.

Baca Juga: Cek Fakta: Luhut Sebut Jokowi Sudah Hafal 40 Juz Al-Quran sejak Usia 10 Tahun, Begini Faktanya

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menambahkan bahwa kesepakatan itu tidak ditujukan perang terhadap siapapun termasuk China. Namun, Ia menegaskan bahwa perjanjian tersebut merupakan suatu langkah untuk mencapai keamanan dunia.

“Ini pada dasarnya adalah langkah maju yang bagus untuk keamanan global. Tiga sekutu yang berpikiran sama berdiri bahu membahu menciptakan kemitraan baru untuk berbagi teknologi. Itu tidak eksklusif, tidak mencoba untuk memukul siapa pun. Ini bukan permusuhan terhadap China misalnya”, ujar Boris Jhonson.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: express.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler