LINGKAR KEDIRI – China baru-baru ini kembali dengan kabar tidak mengenakkan, karena memicu kemarahan warganya.
Tiga ekor kucing piaraan yang terinfeksi virus Covid-19 dimusnahkan di kota Harbin, China, pada 28 September 2021, dilansir LingkarKediri.pikiran-rakyat dari ANTARA.
Tindakan itu tentu saja mengundang kemarahan pengguna media sosial karena dianggap sebagai hal yang berlebihan.
Baca Juga: Windows 11 Resmi Terbit Hari Ini, Ketahui Spesifikasi Lengkapnya Sebelum Melakukan Update
Sang pemilik kucing tersebut dilaporkan terjangkit Covid-19 pada 21 September 2021 lalu.
Dinas pengendalian penyakit setempat lalu memusnahkan hewan peliharaannya yang juga terbukti positif, meski pemiliknya merasa keberatan atas solusi ini.
"Mungkin tak ada perawatan medis profesional bagi hewan-hewan yang terinfeksi virus corona," kata seorang pekerja sosial, menjelaskan kenapa kucing-kucing itu dibunuh.
Baca Juga: 5 Oktober Diperingati Hari Guru Sedunia: Ketahui Makna, Sejarah, dan Tema untuk Tahun 2021
Pekerja itu juga mengatakan ketiga kucing tersebut akan terus meninggalkan jejak virus di dalam ruangan nantinya.
Sejalan dengan hal itu, Feng Zijian, peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, mengatakan kucing piaraan harus dimusnahkan jika mereka berkali-kali menunjukkan hasil tes yang positif.
Namun, Vanessa Barrs, profesor kesehatan dan penyakit hewan di City University Hong Kong, bertolak belakang dengan pernyataan tersebut mengatakan penularan ke manusia dari hewan piaraan yang terinfeksi risikonya kecil.
"Sejauh ini, selama pandemi, belum ada laporan terkonfirmasi tentang infeksi dari kucing ke manusia.” kata Vanessa
“Tidak seperti kasus cerpelai yang diternakkan di Eropa, di mana penularan Covid-19 dari cerpelai ke manusia terjadi," ujarnya lagi.
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Rachael Tarlinton, profesor virologi di Universitas Nottingham Inggris.
"Tampaknya sangat tidak realistis kucing-kucing itu mencemarkan lingkungan begitu buruk.” kata Rachael.
“Sehingga para kucing ini dapat berisiko menyebabkan pemiliknya untuk terjangkit Covid-19 lagi," tambahnya.
Rachael juga menambahkan bahwa permukaan benda bukanlah jalur utama penularan virus, khususnya Covid-19.
Para ilmuwan telah mengatakan belum ada bukti yang cukup kuat untuk menunjukkan bahwa binatang piaraan berperan penting dalam penyebaran virus ke manusia.
"Saya sangat tak setuju dengan pendekatan ini!” tulis seorang netizen dalam Weibo, Twitter versi China
“Terus terang, ini merupakan bentuk penanganan yang kasar, menggampangkan dan malas, hanya untuk menghindari tanggung jawab," tulisnya lagi.
Untuk diketahui, China berhasil mengendalikan wabah corona di sebagian besar wilayah dalam beberapa pekan.
China melakukan testing massal dan penguncian komunitas, bahkan ketika jumlah kasus yang dilaporkan sedikit.***