Kim Jong Un Dikritik Warga Korea Utara, Eksekusi Mati Akan Terulang Kembali?

10 Januari 2022, 11:20 WIB
Pimpinan tertinggi Korea Uatara, Kim Jong Un berjanji akan memperkuat militer negaranya hingga Korea dan Jepang curigai negara tersebut telah luncurkan rudal ke laut. /New York Post

LINGKAR KEDIRI - Kim Jong Un memang terkenal sebagai pemimpin yang tegas dan keras.

Bahkan beberapa waktu lalu, Kim Jong Un juga sempat memberikan hukuman mati pada orang yang berani mengkritik pemerintah.

Adalah seorang pejabat pendidikan tinggi yang karena kegiatan anti-partai yang menyebabkan Kim Jong Un meradang.

Baca Juga: SUBANG: Ada Apa di Kasus Subang? Usai Danu Kini Rohman Hidayat Curigai Wahyu Kepala Sekolah di Yayasan

Pejabat pendidikan itu diketahui setelah mengeluh karena tidak menerima dukungan dan sumber daya dari pemerintah.

Tindakan tegas Kim Jong Un ini pun memang nampak tanpa pandang bulu dan berlaku untuk siapapun.

Grafiti berisi kecaman untuk Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un ditemukan di sisi jalan Kota Pyongyang.

Grafiti tersebut berisi kecaman terhadap Kim Jong Un yang dinilai jadi biang kerok kelaparan yang dialami warga Korea Utara.

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Daily NK pada 22 Desember 2021, grafiti tersebut bertuliskan, "Kim Jong Un, Anda berengsek. Orang-orang mati kelaparan karena Anda."

Baca Juga: Kilas Balik Kasus Subang: Pohon Sawo di Belakang Rumah Tuti Amel Ditemukan Petunjuk?

Korea Utara secara tegas melarang segara kritik secara langsung kepada Kim Jong Un.

Para pengkritik kerap dicap sebagai perusuh dan akan dijadikan sebagai tahanan politik.

Dilansir dari Pikiran Rakyat dalam "Sinyal Pembangkangan Warga Korea Utara, Kini Berani Hina Kim Jong Un". 

Bahkan, yang lebih ekstrem, para pengkritik akan dieksekusi mati seperti yang terjadi pada bulan Maret 2018.

Kala itu, seorang kolonel yang bertugas di Departemen Staf Umum dieksekusi setelah menjadi biang keladi di balik coretan grafiti di Gedung Kebudayaan Pyongyang yang berisi kritik terhadap rezim Kim Jong Un.

Kelaparan dirasakan warga Korea Utara selama musim dingin. Warga miskin banyak yang kesulitan mendapatkan bahan pangan.

"Orang-orang kelas bawah di Korea Utara semakin menderita," Pemimpin Redaksi Daily NK, Lee Sang Yong.

Persoalan kian parah karena Korea Utara masih menutup pintu perbatasannya sejak Januari 2020 untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***(Rio Rizky Pangestu/Pikiran Rakyat)

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler