Menurut PBB, antara 200 dan 350 juta orang tinggal di dalam atau berdekatan dengan kawasan hutan di seluruh dunia.
Masyarakat ini sangat bergantung pada berbagai jasa ekosistem yang disediakan oleh hutan dan spesies hutan untuk mata pencaharian mereka.
Baca Juga: Pelecehan Seksual di Gereja Prancis Capai Angka 10 Ribu, Begini Penyelidikan dari Lembaga Independen
Bahkan, mereka menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan paling dasar mereka, termasuk pangan, papan, energi dan obat-obatan.
Meski diabaikan oleh sebagian besar masyarakat sipil, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat adat dan masyarakat lokal berada di garis depan hubungan simbiosis antara manusia dan hutan.
Sekitar 28% dari permukaan tanah dunia saat ini dikelola oleh masyarakat adat sesuai laporan PBB. Ini termasuk beberapa hutan yang paling utuh secara ekologis di planet ini.
Baca Juga: Ikatan Cinta 3 Maret 2021: Turuti Saran Al, Angga Sukses Bikin Michi Rindu dan Khawatir
Masalah yang dihadapi komunitas-komunitas ini sekarang, termasuk perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan yang diperparah adalah pandemi COVID-19.
Hari Margasatwa Dunia biasanya dirayakan dengan acara tingkat tinggi di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Namun tahun ini pandemi COVID-19 menjadi tantangan serius bagi perayaan 2021, yang sekarang akan sepenuhnya virtual.