Vanuatu Ungkit Lagi Isu Papua di Sidang Majelis Umum PBB, Sindy: Mereka Gagal Menyoroti Tindakan Tak Manusiawi

- 27 September 2021, 15:40 WIB
Diplomat Indonesia, Sindy Nur Fitri memberi jawaban menohok atas serangan Vanuatu tentang HAM di Papua.
Diplomat Indonesia, Sindy Nur Fitri memberi jawaban menohok atas serangan Vanuatu tentang HAM di Papua. /Foto: Tangkapan layar YouTube/MoFA Indonesia/

LINGKAR KEDIRI – Sekretaris Ketiga Perwakilan Tetap RI di New York, Sindy Nur Fitri, saat mewakili Indonesia di rangkaian Sidang Umum PBB, menyampaikan tanggapan terhadap tuduhan Vanuatu kepada Indonesia.

Tuduhan ini dilayangkan Perdana Menteri Republik Vanuatu, Bob Loughman ketika berpidato di depan debat umum sidang ke-76 Majelis Umum PBB.

Perdana Menteri Republik Vanuatu ini menyatakan bahwa ada daerah di wilayah Pasifik masih berjuang menentukan nasib mereka sendiri.

 Baca Juga: Jadwal Bioskop Trans TV 27-30 September 2021, Banyak Film Penuh Aksi Baku Tembak dan Komedi dari Stephen Chow

"Pelanggaran hak asasi manusia terjadi secara luas di seluruh dunia.” kata Bob Loughman dalam pidatonya, dikutip dari YouTube United Nations, Minggu, 26 September 2021.

“Di wilayah saya, masyarakat adat Papua Barat terus menderita pelanggaran hak asasi manusia," tambah Bob.

Pemerintah Indonesia menanggapi hal ini, dilansir dari rekaman Sidang Umum PBB yang diakses dari kanal YouTube Kementerian Luar Negeri RI pada Minggu, 26 September 2021.

 Baca Juga: Selamat Ulang Tahun! Google Hari Ini Telah Berusia 23 Tahun, Bergabunglah dengan Perburuan Harta Karun

Sindy mengatakan bahwa Vanuatu terus mengusik kedaulatan negara lain dan terus menggencarkan tuduhan agresif dengan niatan yang buruk dan dasar politik terhadap Indonesia.

“Vanuatu berusaha untuk membuat dunia terkesan dengan apa yang disebut sebagai kekhawatiran terhadap isu HAM.” Papar Sindy, dilansir LingkarKediri.pikiran-rakyat dari ANTARA.

“Kenyataannya, HAM versi mereka gagal untuk menyoroti tindakan teror yang tak manusiawi dan keji, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok separatis kriminal bersenjata,” tambah Sindy.

Baca Juga: Daftar Negara yang Dulu Kaya Raya Sekarang Jatuh Miskin, Salah Satunya Karena Faktor Korupsi  

Sindy juga menyebut bahwa Vanuatu sengaja menutup mata terhadap apa yang telah dilakukan oleh kelompok-kelompok separatis kriminal bersenjata itu.

Hal init termasuk pembunuhan atas para pekerja kesehatan, pekerja konstruksi, dan personel keamanan.

“Mereka (para korban) adalah orang-orang yang sesungguhnya mendedikasikan hidup mereka bagi masyarakat Papua.” tegas Sindy.

 Baca Juga: Cek Fakta: Kepala BKPM Bahlil Lahadalia Sebut Gubernur DKI Tak Tahu Malu dan Gila, Begini Faktanya

“Ketika para pekerja konstruksi yang tak bersalah dibunuh secara keji, mengapa Vanuatu memilih untuk diam? Saat para guru dibunuh dengan keji, mengapa Vanuatu memilih untuk diam?” tegasnya lagi.

Vanuatu dikatakan telah mengadvokasi separatisme di bawah kekhawatiran palsu terkait isu HAM.

Negara itu telah berulang kali berupaya untuk mempertanyakan status Papua sebagai bagian dari Indonesia.

 Baca Juga: Big Match Persikabo Vs Persib Bandung, Streaming di Mola TV dan Live di Indosiar  

“Ini melanggar kegunaan dan prinsip UN Charter (Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan bertentangan dengan Deklarasi Prinsip-Prinsip Hukum Internasional tentang Hubungan Persahabatan dan Kerja Sama Antar Negara,” tambah Sindy.

“Kita tidak bisa membiarkan pelanggaran berulang terhadap Piagam PBB ini berlanjut di forum ini.” tambahnya lagi.

Untuk diketahui, Vanuatu juga sudah pernah mengangkat isu ini pada saat Sidang ke-74 Majelis Umum PBB di New York, 28 September 2019 lalu.***

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah