LINGKAR KEDIRI – Indonesia baru-baru ini mundur dari dua kesepakatan senjata terpisah dengan China dan Rusia, diduga tunduk pada tekanan dari pemerintahan Trump.
Pada bulan Agustus 2017 lalu, Indonesia mengumumkan kesepakatan dengan Federasi Rusia di mana Indonesia akan membeli sebelas jet tempur canggih Sukhoi Su-35 dengan harga barang sekitar $1,1 miliar.
Kesepakatan sistem barter yang tidak biasa ini menetapkan bahwa Rusia akan membeli barang-barang seperti minyak sawit, karet, furnitur, teh dan kopi, serta rempah-rempah dari Indonesia.
Baca Juga: Rahasia Kulit Glowing dengan Konsumsi Sayur dan Buah-buahan Ini, Ampuh Khusus Masalah Kulit Kusam
Namun, masa depan kesepakatan yang ditandatangani oleh mantan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu pada tahun 2018 tersebut, tampak tidak jelas, dan terjebak dalam semacam limbo hukum.
Dilansir LingkarKediri.pikiran-rakyat dari National Interes, pemerintahan Trump kala itu rupanya memberi tahu Indonesia, bahwa jika pembelian berlanjut, Indonesia akan dikenakan sanksi berdasarkan CAATSA , atau Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi.
Kesepakatan aneh dengan Rusia bisa saja memberi negara Rusia dorongan ekonomi yang kecil, tetapi sangat dibutuhkan pada saat harga minyak turun.
Baca Juga: Dilarang Keras! Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Menerima Vaksin Covid-19
Hal ini lantara barang yang menjadi andalan ekonomi pengekspor minyak Rusia itu telah terpukul mundur karena membanjirnya minyak murah Saudi di pasar-pasar dunia.