Diminta China Hentikan Aktivitas Pengeboran Minyak di Natuna, Indonesia Tegas Tolak Klaim Sepihak Itu

- 4 Desember 2021, 16:00 WIB
Diminta China Hentikan Aktivitas Pengeboran Minyak di Natuna, Indonesia Tegas Tolak.
Diminta China Hentikan Aktivitas Pengeboran Minyak di Natuna, Indonesia Tegas Tolak. /Reuters/Stringer/

LINGKAR KEDIRI – China secara resmi mengatakan kepada pemerintah Indonesia untuk menghentikan pengeboran minya di Blok Tuna Harbour Energy (LON: HBR ).

Tepatnya di lepas pantai Indonesia, wilayah maritim itu yang dianggap kedua negara sebagai milik mereka selama kebuntuan berbulan-bulan di Laut China Selatan, lapor Reuters.

Dilansir LingkarKediri.pikiran-rakyat dari laman Energy Voice, Satu surat dari diplomat China kepada kementerian luar negeri Indonesia dengan jelas mengatakan kepada Indonesia untuk menghentikan pengeboran oleh Harbour Energy dan mitranya dari Rusia Zarubezhneft.

 Baca Juga: Kasus Subang: Lokasi Pelaku Pembunuhan Terdeteksi, Diduga Teledor saat Melakukan Aksinya

Karena itu terjadi di wilayah China, menurut Muhammad Farhan, seorang anggota parlemen Indonesia di komite keamanan nasional parlemen, yang diberi pengarahan pada surat itu, kata Reuters dalam laporan 2 Desember.

"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata Farhan kepada Reuters.

“Tiga orang lain, yang mengatakan telah diberi pengarahan tentang masalah itu, membenarkan keberadaan surat itu. Dua dari mereka mengatakan China berulang kali menuntut agar Indonesia menghentikan pengeboran,” kata Reuters.

 Baca Juga: Tiba-tiba Bertemu Hewan Ini? Jangan Panik, Bergembiralah Sebab Tanda Allah Mengampuni Segala Dosamu

Untuk diketahui, China adalah mitra dagang terbesar Indonesia dan sumber investasi terbesar kedua, menjadikannya bagian penting dari ambisi Indonesia untuk menjadi ekonomi papan atas.

Para pemimpin Indonesia tetap diam tentang masalah ini untuk menghindari konflik atau pertengkaran diplomatik dengan China, kata Farhan dan dua orang lainnya yang berbicara kepada Reuters.

Baca Juga: Kasus Subang Terkini: dr Sumy Hastry Bocorkan DNA pada Puntung Rokok di TKP Pembunuhan Ibu dan Anak

Seperti diberitakan sebelumnya oleh Energy Voice, kapal-kapal China dan Indonesia, termasuk kapal paramiliter, angkatan laut, dan penjaga pantai, saling membayangi di area lokasi pengeboran, seringkali datang dalam jarak satu mil laut satu sama lain, selama sekitar empat bulan mulai awal Juli.

Lebih lanjut, Harbour Energy dan Zarubezhneft berhasil menyelesaikan kampanye pengeboran minyak mereka di Blok Tuna, tepatnya lepas pantai Laut Natuna Indonesia dengan hasil positif di kedua sumur pada awal November.

 Baca Juga: Misteri Aliran Dana Besar di Balik Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Kapolda Jabar Enggan Ungkap Identitas

Laporan bahwa kapal-kapal China telah ikut campur di Blok Tuna sebagai bagian dari upaya Beijing untuk menegaskan klaimnya.

Atas hak teritorial di bagian Laut China Selatan itu tidak berdampak pada operasi Pelabuhan, kata sumber yang dekat dengan proyek tersebut kepada Energy Voice.

Baca Juga: Heboh, Doddy Sudrajat Berencana Pindahkan Makam Vanessa Angel, Sahabat: Stop Menambah Kekisruhan

Pengeboran di pelabuhan telah menarik perhatian Beijing karena penemuan di Natuna berada pada area yang juga diklaim oleh China melalui klaim luasnya atas sebagian besar Laut China Selatan.

Dalam 'sembilan garis putus-putus' berbentuk U, yang tidak diakui oleh tetangganya atau internasional oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Energyvoice.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah