LINGKAR KEDIRI – Indonesia memulai program untuk memodernisasi angkatan lautnya dan membangun pencegah yang efektif untuk melawan tindakan perambahan di zona ekonomi eksklusif (ZEE) 200 mil laut di sepanjang batas laut utaranya.
Dilansir LingkarKediri.pikiran-rakyat dari laman Defenceview, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan telah menekankan perlunya membangun kekuatan tempur permukaan “lintas samudra” untuk melindungi sumber daya perikanan negara di Laut Natuna Utara.
Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 23 Januari 2022, Berkat Pengacara Terbaik, Mama Rosa Hirup Udara Bebas?
Menyusul insiden kapal survei China yang dikawal dua kapal penjaga pantai bersenjata yang diduga memasuki perairan Indonesia.
Sebab terlihat mengganggu kegiatan eksplorasi gas pada tahun 2021, Jakarta lebih mengkhawatirkan potensi ancaman negara yang mungkin terjadi selanjutnya.
Diketahui, Indonesia memiliki 2 frigat kelas Sigma yang diproduksi secara lokal dan 5 frigat kelas Van Speijk, dibangun pada tahun 60-an tetapi jangkauannya sangat terbatas, dari 6.000 hingga 9.000 km.
Armada inti angkatan laut terdiri dari 24 korvet, termasuk 14 yang diperoleh dari Angkatan Laut Jerman pada tahun 1993 dan akan segera pensiun.
Untuk memperkuat kapasitas angkatan laut, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menandatangani kontrak untuk membeli dua frigat Inggris Type 31.