Volodymyr Zelensky Mulai Kendur, Ukraina Berupaya Mendekat pada Rusia dan Pilih Jalan Terbaik

- 9 Maret 2022, 11:45 WIB
Presiden Ukraina Zelensky Sebut Putin Bakal Serang NATO karena Kesal AS Larang Minyak Rusia
Presiden Ukraina Zelensky Sebut Putin Bakal Serang NATO karena Kesal AS Larang Minyak Rusia /VALENTYN OGIRENKO/REUTERS

LINGKAR KEDIRI - Usai Rusia membombardir pertahanan Ukraina, kini Volodymyr Zelensky ungkap hal mengejutkan.

Ia menyatakan tak takut pada siapapun, namun ia meminta damai pada Rusia.

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kesediaannya untuk membahas tuntutan Rusia.

Baca Juga: Jerman Menyumbangkan Senjata 9K32 Strela-2 Buatan Soviet ke Ukraina, Siap Bombardir Rusia?

Hal itu berkenaan dengan agar pengakuan Kyiv pada Krimea yang merdeka bersama Moskow.

“Kita dapat mendiskusikan dan menemukan kompromi tentang bagaimana wilayah ini akan terus hidup,” kata Zelensky sebagaimana dikutip dari The Moscow Times.

"Yang penting bagi saya adalah bagaimana orang-orang di wilayah yang ingin menjadi bagian dari Ukraina akan hidup," kata Zelensky kepada ABC News.

Namun dia menolak untuk menyerah pada ultimatum yang telah diajukan oleh tim perunding Rusia dalam tiga putaran dialog yang sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata.

“Pertanyaannya lebih sulit daripada sekadar mengakuinya. Ini adalah ultimatum lain dan kami tidak siap untuk ultimatum,” imbuh Zelensky.

"Saya siap untuk dialog, kami tidak siap untuk menyerah," tambahnya.

Kremlin juga mengatakan Senin bahwa mereka ingin Kyiv menghentikan aksi militer dan mengabadikan netralitas dalam konstitusinya, sebuah proposal yang juga tampaknya terbuka untuk Zelenskiy.

“Saya telah mendinginkan masalah ini sejak lama setelah kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina,” kata Zelensky.

Rupanya Zelensky mulai tersadar jika NATO memang kelihatannya tidak serius dalam membantu Ukraina.

Pemimpin Ukraina itu mengulangi seruannya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk merundingkan gencatan senjata dengannya secara langsung, panggilan yang sejauh ini ditolak oleh Kremlin.

“Yang perlu dilakukan adalah Presiden Putin mulai berbicara, memulai dialog daripada hidup dalam gelembung informasi tanpa oksigen,” ujar Zelensky.

Baca Juga: Titik Terang Mulai Muncul, Sepatu Kets Putih Milik Amel Bisa Dijadikan Petunjuk Kuat Akhiri Kasus Subang?

Sebelumnya diinformasikan Zelensky tidak akan menyerah tanpa syarat pada tuntutan Rusia untuk mengakhiri perang.

Pada hari Senin, juru bicara Rusia Dmitry Peskov mengatakan kepada bahwa perang bisa berakhir jika Ukraina menyetujui empat syarat.

Keempat syarat yang dituntut Rusia kepada Ukraina, antara lain, larangan bergabung dengan NATO mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia dan wilayah Luhansk dan Donetsk sebagai wilayah independen, serta menghentikan semua aksi militer.

Menanggapi tuntutan Rusia, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa mengakui wilayah itu lebih sulit daripada yang terlihat dan bahwa kondisi Rusia merupakan ultimatum.

Volodymyr Zelensky menolak tuntutan Rusia untuk mengakhiri perang, dengan mengatakan itu tidak sesederhana kelihatannya.

Meski mengakui wilayah yang dipermasalahkan mungkin tampak seperti akhir sederhana dari perang berdarah, pidato Vladimir Putin menunjukkan bahwa menyerah pada tuntutan Rusia mungkin tidak mengakhiri upayanya untuk berkembang.

Baca Juga: Misteri Kasus Subang, Ada Bukti yang Dibuang Pelaku Didekat Pohon Sawo Belakang Rumah TKP Pembunuhan?

Aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 mendapat kecaman internasional karena melanggar hukum internasional.

Dilansir dari Jakbar News dalam "Presiden Ukraina Mulai Sadar NATO Hanya Mempermainkannya, Volodymyr Zelensky Mulai Buka Pintu untuk Rusia."

Sergey Aksyonov, kepala Krimea, mengatakan bahwa pengakuan internasional akan terjadi cepat atau lambat karena tidak ada jalan lain.

Menjelang invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Vladimir Putin secara tersirat tersirat dalam pidatonya menunjukkan ambisinya, termasuk mengembalikan wilayah Uni Soviet sebelumnya ke Rusia.

Dirinya lalu mengkritik mantan pemimpin Rusia karena menyerahkan wilayah yang diyakini sebagai milik Rusia.

Hak ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Vladimir Putin tidak berencana untuk berhenti setelah menginvasi Ukraina.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***(Muhammad Yusuf/Jakbar News)

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Jakbar News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah