Putin Semakin Ganas, Media AS Kabarkan Kemungkinan Invasi Rusia di Ukraina Merembet ke Moldova

- 30 April 2022, 10:15 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin /Sputnik/Mikhail Klimentyev/Reuters

 

LINGKAR KEDIRI – Invasi yang dimulai oleh Rusia di Ukraina telah membawa banyak penderitaan bagi negara yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelensky tersebut. 

Seperti diketahui bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memulai invasi dan operasi militer di Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Serangan dari rudal-rudal yang ditembakkan oleh Rusia telah membuat banyak kerusakan bagi bangunan di Ukraina.

 Baca Juga: Memasuki 8 Bulan Kasus Subang, Yosef Blak-blakan Bicara Tentang Pembunuhan Istri dan Anaknya: Saya yang Geram

Semenjak invasi dan operasi militer oleh Rusia dimulai, penduduk Ukraina tidak bisa beraktivitas dengan bebas.

Hingga saat ini Rusia masih terus melakukan operasi militer di Ukraina, dan hal ini tidak membuat Zelensky putus asa dan menyerah begitu saja dari Moskow.

Dalam perang di Ukraina yang kian meluas ini, lantas apakah Rusia meluaskan serangannya sampai ke Moldova?

Dilansir dari 19fortyfive.com, media Amerika Serikat ini mengungkap kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin meneyrang Moldova.

 Baca Juga: Jika Jari-jemari Mengalami Hal Ini, Jangan Diabaikan, Segera Periksakan Ginjal Anda

Komandan militer Rusia Rustam Minnekaev mungkin telah mengabaikan rencana Rusia untuk membangun koridor darat dari wilayah Donbas yang diperebutkan di Ukraina, sampai ke perbatasan Moldova sebuah langkah yang akan memutuskan Ukraina dari Laut Hitam sepenuhnya, dan yang bisa berpotensi menyeret Moldova ke dalam konflik.

Selama pertemuan dengan Persatuan Industri Pertahanan pada hari Jumat, Minnekaev mengakui bahwa koridor darat tidak hanya akan membantu Rusia tetapi akan merusak ekonomi Ukraina.

“Salah satu tugas tentara Rusia adalah membangun kendali penuh atas Donbas dan Ukraina selatan. Ini akan memberikan koridor darat ke Krimea, serta mempengaruhi objek vital ekonomi Ukraina, ”katanya.

“Kontrol atas selatan Ukraina adalah jalan keluar lain ke Transnistria, di mana ada juga fakta penindasan terhadap penduduk berbahasa Rusia,” tambah komandan Rusia itu, merujuk pada wilayah separatis Moldova yang sudah memiliki kehadiran militer Rusia yang besar.

 Baca Juga: Sulit Buang Air Besar Bisa Jadi Terkena Sihir, Ini Tanda-tanda Orang Terkena Sihir yang Harus Diwaspadai

Pada akhir perang, di mana Tentara Pengawal ke-14 Soviet membantu pasukan separatis Transnistria yang berperang melawan pasukan Moldova, Rusia membentuk kehadiran militer permanen di wilayah tersebut.

Transnistria juga mendeklarasikan kemerdekaan dari Moldova pada tahun 1990, dan meskipun tidak ada anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengakui kedaulatan wilayah tersebut, tidak seperti Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengabaikan kesepakatan atau konsensus internasional.

Perlu diketahui bahwa Transnistria bukan anggota NATO, sedangkan Moldova sebagai negara termiskin di Eropa tidak mungkin mampu memulai pertahanan militer yang substansial terhadap invasi pasukan Rusia.

Dengan begitu invasi Rusia ke wilayah tersebut, mungkin hanya menarik kecaman internasional tetapi tidak banyak menimbulkan serangan balik militer.

Namun hal tersebut akan lain cerita jika Moldova meminta dukungan atau pasokan militer dari negara-negara NATO dan juga negara sekutunya.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

 

Editor: Haniv Avivu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah