LINGKAR KEDIRI - Bertindak sebagai mediator antara Ukraina dan Rusia membantu miliarder Roman Abramovich menghindari sanksi dari AS, yang dapat membekukan miliaran dolar kekayaan pribadinya.
Pada bulan April, miliarder Rusia Roman Abramovich memberikan pesan positif kepada para pasifis, ketika dia mengumumkan bahwa dia telah mencapai kesepakatan dengan Moskow untuk mengizinkan evakuasi warga sipil dan tentara yang terluka di pabrik baja Azovstal.
Namun, ketika pejabat Ukraina menghubungi Moskow untuk mengetahui rincian kesepakatan itu, yang mereka terima hanyalah keheningan.
Militer Rusia terus menyerang pabrik baja di Mariupol sampai PBB dan Organisasi Palang Merah Internasional turun tangan.
Abramovich tidak berpartisipasi dalam negosiasi berikutnya antara PBB dan Kremlin.
Tim miliarder itu juga tidak menjelaskan mengapa kesepakatan awal gagal.
Baca Juga: Terbaru Kasus Subang, Mencuat Isu Masuk ke TKP, Yosef: Tidak Akan Menyalahkan Banpol
Sudah 3 bulan sejak miliarder Abramovich mengumumkan dia akan menjadi mediator antara Kremlin dan Kyiv.
Para ahli dan pejabat AS memiliki pandangan yang sama bahwa menjadi mediator tampaknya lebih menguntungkan bagi Abramovich sendiri daripada bagi rakyat Ukraina.
Meskipun pembicaraan damai telah menemui jalan buntu, berpartisipasi dalam proses negosiasi telah melindungi miliarder Rusia itu sendiri dari sanksi Washington.
Baca Juga: Terkuak! Jalan 9 Bulan Kasus Subang, Ibu Kapolres di Hari Kejadian Ungkap Pelakunya Orang Ini
"Dalam hal upaya negosiasi untuk membantunya menghindari sanksi dari AS, saya pikir dia mendapat manfaat lebih dari Ukraina," kata Gavin Wilde, mantan pejabat senior Dewan Keamanan Nasional Amerika.
Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***