Selain itu, rencana bergabungnya Swedia dan Finlandia mendadak tidak didukung oleh Turki.
Baca Juga: SEA Games 31, Media Asing Sebut Vietnam Berpeluang Cetak Hat-trick ‘Emas’ ke Gawang Thailand
Turki sendiri juga merupakan salah satu negara anggota dari aliansi NATO.
Dilansir dari Reuters, pada hari Jumat, Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan bahwa tidak mungkin bagi Turki yang merupakan anggota NATO untuk mendukung rencana Swedia dan Finlandia untuk bergabung dalam aliansi militer Barat.
Meskipun Turki telah secara resmi mendukung perluasan NATO sejak bergabung dengan aliansi yang dipimpin AS 70 tahun yang lalu, penentangannya dapat menimbulkan masalah bagi Swedia dan Finlandia mengingat anggota baru memerlukan kesepakatan dengan suara bulat.
Turki telah berulang kali mengecam Swedia dan negara-negara Eropa Barat lainnya karena penanganannya terhadap organisasi yang dianggap teroris oleh Ankara, termasuk kelompok militan Kurdi PKK dan YPG dan pengikut ulama Islam yang berbasis di AS Fethullah Gulen. Ankara mengatakan Gulenis melakukan upaya kudeta pada 2016.
“Kami mengikuti perkembangan mengenai Swedia dan Finlandia, tetapi kami tidak memiliki pandangan positif,” kata Presiden Tayyip Erdogan kepada wartawan di Istanbul, seraya menambahkan bahwa NATO telah menerima Yunani sebagai anggota di masa lalu.
“Sebagai Turki, kami tidak ingin mengulangi kesalahan serupa. Terlebih lagi, negara-negara Skandinavia adalah rumah bagi organisasi teroris,” kata Erdogan, tanpa memberikan rincian.
"Mereka bahkan anggota parlemen di beberapa negara. Tidak mungkin kami mendukung," tambahnya.