LINGKAR KEDIRI – Bantuan militer AS tidak akan mengubah status quo di medan perang, kata mantan analis CIA Larry C. Johnson.
Pada saat yang sama, keterlibatan Washington dalam kebuntuan Ukraina telah menjadi bumerang bagi ekonomi AS dan menempatkan mata uang dolar dalam bahaya, menurut dia.
AS menyediakan Ukraina dengan sejumlah besar persenjataan dan amunisi untuk memperkuat posisi Kiev di meja perundingan, kata Presiden Joe Biden dalam opininya pada 31 Mei untuk The New York Times.
David Arakhamia, anggota tim perunding Ukraina dengan Rusia, menggemakan posisi Biden pada 4 Juni, menekankan bahwa Kiev akan melanjutkan pembicaraan damai hanya setelah persenjataan canggih tiba dari sekutu Barat.
Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir AS dan sekutunya telah menempatkan "penekanan baru pada perlunya penyelesaian yang dinegosiasikan" untuk mengakhiri konflik.
“Dorongan yang muncul untuk perdamaian yang dinegosiasikan adalah pengakuan bahwa Kiev telah kalah perang,” kata Larry Johnson, dilansir LingkarKediri dari laman Sputnik.
Larry Johnson sendiri adalah seorang veteran CIA dan Kantor Kontra Terorisme Departemen Luar Negeri, yang memberikan pelatihan kepada satuan tugas Operasi Khusus Militer AS selama 24 tahun.