Danau di Malaysia Ini Terancam Dicabut Statusnya dari UNESCO, Ada Apa?

- 1 Agustus 2022, 16:10 WIB
Ilustrasi danau.
Ilustrasi danau. /Pixabay/pixel2013

LINGKAR KEDIRI - Danau Chini yang terletak di negara Malaysia, terancam kehilangan statusnya dari UNESCO.

Danau Chini dulunya dibanjiri bunga lili air, sampai pada titik di mana hampir tidak ada cukup jalan untuk perahu.

Tapi sekarang, bunga lili air yang pernah menarik banyak wisatawan telah menghilang hampir sepenuhnya.

 Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 1 Agustus 2022, Tak Tinggal Diam, Nino Tegaskan Ini pada Elsa

Nashita Dewi, seorang tokoh masyarakat setempat, mengenang saat kecil ia pernah menangkap ikan di Danau Chini yang dingin dan jernih. Tetapi ketika dia kembali dari beberapa tahun kemudia, dia melihat adanya perbedaan bahwa air danau berwarna coklat, tidak ada bunga lili air yang terlihat.

Pada tahun 2009, Danau Chini dan lahan basah di sekitarnya diakui oleh UNESCO sebagai "cagar biosfer" pertama Malaysia.

Menurut UNESCO, cagar biosfer adalah kawasan yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan untuk melindungi ekosistemnya yang rapuh.

 Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 1 Agustus 2022, Kedatangan Sosok Ini, Drama Pondok Pelita Memanas?

Mushrifah Idris, mantan direktur Pusat Penelitian Danau Chini Universitas Nasional Malaysia, adalah salah satu aktivis lingkungan yang telah membunyikan alarm sejak 2019.

Namun, pemerintah setempat tidak terlalu memperhatikan hingga saat ini, setelah dilaporkan bahwa UNESCO mempertimbangkan untuk merampas gelar Danau Chini.

Malaysia memiliki tenggat waktu hingga akhir September untuk memberi tahu UNESCO tentang rencananya untuk memulihkan Danau Chini dan sekitarnya ke keadaan semula. Jika tidak, kemungkinan besar UNESCO akan mengambil tindakan.

 Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 1 Agustus 2022, Reyna Tanyakan Hal Ini, Andin Sedih

Meor Razak, petugas lapangan untuk LSM Friends of the Earth di Malaysia, mengatakan bahwa meskipun ada perubahan sikap, pekerjaan restorasi lingkungan kurang terkoordinasi.

“Tidak ada koordinasi. Departemen kehutanan melakukan ini, departemen pertanahan melakukan itu. Semuanya juga diputuskan dari jarak jauh di ibu kota Kuantan, bukan di Chini," kata Razak.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Zing News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x