Peringatkan Bahaya Vaksin, Bill Gates Dituding Dalang di Balik Konspirasi Covid-19

- 8 Agustus 2020, 18:35 WIB
PENDIRI Microsoft, Bill Gates.*
PENDIRI Microsoft, Bill Gates.* /CNBC/

Lingkar kediri - CEO Microsoft Bill Gates menjadi salah satu orang berpengaruh di Dunia. Di tengah wabah covid-19 dirinya adalah bagian dari salah satu orang yang sangat peduli dengan penangan mengatasi pandemi, namun disisi lain dirinya sering dituduh sebagai dalang oleh para pengikut teori konspirasi.

Namanya seringkali disebut tatkala dikaitkan dengan penemuan vaksin covid-19 serta menanamkanya mikrocip untuk mengendalikan seluruh manusia

Sembari menghindar dari tudingan itu, Bill Gates tidak pernah setuju dengan penelitian vaksin yang dilakukan secara mentah-mentah. Bahkan acapkali ia sering memperingatkan kepada sejumlah negara adanya bahaya dari vaksin yang belum teruji.

Baca Juga: Cukup Dua Menit, Mark Zuckerberg Raup Pendapatan Rp468 Juta per Tahun

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Business Insider, pendiri Microsoft itu khawatir akan munculnya vaksin yang tidak aman di masyarakat dunia.

Memang saat ini semua lembaga penelitian dan negara sedang berlomba-lomba mencari 'penawar' Covid-19, demi menyelamatkan rakyat ataupun citra diri di hadapan komunitas internasional.

Bill khawatir jika ada negara yang memaksakan rilis sebuah vaksin meski belum teruji aman dan efektif bagi manusia atas dasar tekanan tersebut.

Rusia dan Tiongkok disebutnya sebagai salah satu contoh yang bisa jadi melakukan hal itu.

Namun untuk Amerika Serikat (AS) sendiri, ia yakin Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, FDA dapat diandalkan agar hal demikian tak terjadi.

"Kami mungkin butuh tiga atau empat bulan--apapun yang terjadi--dari data fase tiga, hanya untuk melihat efek sampingnya," tutur Bill Gates.

"FDA, dalam rekam jejak mereka sejauh ini selalu menunggu bukti kemanjuran (sebelum merilisnya)," jelasnya.

Baca Juga: Spektakuler, BTS Bakal Rilis Lagu Dynamit di 21 Agustus 2020

Bulan lalu, Bill mengatakan dirinya optimis para ilmuwan dapat menemukan vaksin yang tepat karena terdapat 160 penelitian yang sedang dilakukan di seluruh dunia.

Dua di antara empat yang tercepat dan sedang menggelar uji klinis pada manusia dilakukan di AS, yakni Moderna dan Pfizer/BioNTech.

Dengan situasi seperti ini, Bill pun percaya diri bahwa pandemi Covid-19 akan menemukan akhir penyelesaiannya.

Meski begitu optimis, ia yakin masih ada perjalanan yang cukup panjang untuk ditempuh, setidaknya satu tahun ke depan.

"Aliran inovasi untuk mendongkrak alat deteksi, obat therapeutic baru, dan vaksin sebenarnya kelihatan cukup mengesankan," kata dia.

"Dan saya rasa, bagi negara-negara kaya, kita sepertinya akan mengakhiri masalah ini pada akhir 2021, sedangkan dunia pada umumnya apda akhir 2022," sambung Bill.

Namun, ia menegaskan situasi itu takkan tercapai bila penemu vaksin tidak segera merilis dan membagikannya ke seluruh dunia.

Jika penemu bersikap angkuh seperti demikian, Covid-19 akan 'datang kembali terus menerus'.

Baru-baru ini, Bill memprediksi kemunculan musim gugur dan dingin yang parah bersamaan dengan virus karena Covid-19 kelihatannya bukan virus musiman.

"Musim gugur akan berat, Kita akan berada di dalam ruangan lebih lama. Itu akan lebih dingin. Kita tahu kondisi ini akan menambah lebih banyak penyakit," pungkasnya.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x