China Tembakkan Rudal untuk Peringatkan Amerika Serikat

- 28 Agustus 2020, 09:37 WIB
China tembakkan rudal peringatkan Amerika Serikat
China tembakkan rudal peringatkan Amerika Serikat /Greg Baker

LINGKAR KEDIRI - Akhirnya Tiongkok menembakkan dua rudal, salah satunya dijuluki 'pembunuh kapal induk' ke Laut China Selatan.

Penembakan rudal ini dimaksudkan sebagai peringatan kepada Amerika Serikat di tengah sengketa jalur laut.

Beijing menembakkan satu rudal balistik jarak menengah, DF-26B, dari provinsi Qinghai dan rudal balistik jarak menengah lainnya, DF-21D, dari provinsi Zhejiang pada Rabu, 26 Agustus 2020 sebagai tanggapan terhadap pesawat mata-mata AS yang terbang di zona terlarang.

Baca Juga: Inilah Catatan Peristiwa Penting pada Bulan Muharram di Masa Kenabian

Mengutip Pikiran-Rakyat.com dalam "Tiongkok Tembakkan Rudal 'Pembunuh Kapal Induk' sebagai Peringatan ke AS"

Menanggapi hal itu, Mark Esper, kepala pertahanan AS, mengatakan Tiongkok berulang kali gagal memenuhi janji untuk mematuhi hukum internasional.

Kedua rudal itu dilaporkan ditembakkan ke arah daerah antara provinsi Hainan dan Kepulauan Paracel yang mengalami sengketa.

Sebelumnya dilaporkan bahwa sebuah pesawat mata-mata U-2 AS dilaporkan memasuki "zona larangan terbang" yang dituduh Tiongkok tanpa izin selama latihan angkatan laut langsung yang dilakukan oleh militernya di Laut Bohai di lepas pantai utara.

Baca Juga: Kabar Istana, Juru bicara Presiden Sebut Tidak Ada Rencana Perombakan Kabinet

Dalam sebuah postingan di media sosial, Liu Xiaoming, duta besar Tiongkok untuk Inggris, mengatakan langkah AS 'sangat mengganggu' latihan normal militer Beijing dan 'aktivitas pelatihan'.

Juru bicara Kementerian luar negeri Tiongkok, Zhao Lijian menyebut kehadiran pesawat mata-mata AS itu sebagai tindakan provokatif dan mendesak Washington untuk berhenti.

Menurut laporan Global Times, Rudal DF-26B, yang secara resmi diluncurkan awal bulan ini, mampu mengenai target yang bergerak di lautan dan menjadikannya sebagai 'pembunuh kapal induk'.

Dengan jangkauan 4.500 km (2.800 mil), DF-26 dapat mencapai Pasifik Barat dan Samudra Hindia, serta fasilitas militer AS di Guam, Pulau Diego Garcia di Inggris, dan bahkan kota Darwin di Australia.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ancam Copot Kepala Sekolah Jika Ada yang Ketahuan Tahan Ijazah Sebab Uang

Esper mengatakan AS memiliki tanggung jawab untuk memimpin Pasifik dan 'tidak akan menyerahkan satu inci pun' kepada negara-negara lain yang menganggap sistem politik mereka lebih baik.

Menurutnya, Tiongkok tidak memenuhi janji untuk mematuhi hukum, aturan, dan norma internasional, dan ingin memproyeksikan kekuatannya secara global.

"Untuk memajukan agenda PKT, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terus mengejar rencana modernisasi agresif untuk mencapai militer kelas dunia pada pertengahan abad ini," kata Esper, mengacu pada Partai Komunis China yang berkuasa.

"Ini pasti akan melibatkan perilaku provokatif PLA di Laut China Selatan dan Timur, dan di mana pun yang dianggap penting oleh pemerintah China untuk kepentingannya," tambahnya.***

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah