Krisis Pangan, Timor Leste Konsumsi Beras Pecah Minim Gizi

- 22 September 2020, 14:32 WIB
Timor Leste Diambang Kelaparan
Timor Leste Diambang Kelaparan /ANTARA/Suwanti

LINGKAR KEDIRI - Ada begitu banyak kekayaan alam yang dimiliki negara berjuluk 'Bumi Lorosae' ini dan jika dikelola dengan benar mungkin bisa menyulap Timor Leste jadi negara makmur.

Namun kepercayaan Timor Leste pada Australia justru membawa petaka bagi negara mereka sendiri.

Memang benar dulu Timor Leste adalah bagian dari Indonesia, tetapi penolakan pada Indonesia terlalu pedih jika diingat.

Baca Juga: Beralih ke Transportasi Pribadi Hindari Penularan Covid-19 , Transportasi Umum Jadi Sepi

Tidak menjadikan mereka semakin makmur, kondisi mereka kini semakin buruk.

Pasokan bahan pokok seperti lauk-pauk hingga beras layak makan sulit didapatkan.

Apalagi setelah datangnya masa pandemi Covid-19 yang melanda sebagian besar negara. Wabah ini tidak luput juga melanda Timor Leste.

Indeks Kelaparan Global 2017 mengkategorikan Timor-Leste sebagai negara yang menderita tingkat kelaparan yang serius.

Permasalahan ini dipicu oleh produktivitas pertanian yang buruk, pendapatan yang rendah, infrastruktur yang belum berkembang, hingga variasi iklim.

Baca Juga: Wah! Daftar Program Diskon Super Wow Bisa Dari Mana Saja

Hal membuat berita soal Timor Leste semakin viral.

Meski keadaan yang kian buruk tidak semestinya pemerintah harus mengimpor beras pecah dari luar negeri.

Beras yang memiliki nilai gizi tinggi hasil produksi dalam negeri justru ditolak oleh pemerintah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Joaquim Amaral, Menteri Perhubungan dan Komunikasi José Agustinho da Silva, Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Industri José Lucas do Carmo da Silva sempat mengunjungi Pelabuhan Dili untuk melihat nasi pecah.

Dikutip zonajakarta.com dari The Oekusi Post, salah satu program pemerintah yang saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri Taur Matan Ruak adalah mengelabui petani dengan mempromosikan hasil pertaniannya.

Baca Juga: Kondisi Terkini Bendungan Katulampa Bogor, Harap Waspada!

Namun nyatanya, anggota pemerintahannya lebih memilih menerima beras impor dari luar negeri yang sudah tidak bergizi lagi.

Mereka sangat berani dan senang sekali memamerkan beras impor yang akan dijadikan ketahanan pangan nasional.

Mereka tidak malu karena beras dalam hal ini sudah kurang gizi, namun mereka tetap rela merogoh kocek ribuan dolar AS untuk membelinya.***

Editor: Ajeng Eka Illahianty

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah